Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang secara resmi mengakhiri sanksi-sanksi AS terhadap Suriah, Senin (30/6).
Langkah itu dilakukan menindaklanjuti janji Trump terhadap pemerintah baru Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, Presiden Donald J. Trump menandatangani Perintah Eksekutif bersejarah yang mengakhiri program sanksi Suriah untuk mendukung negara tersebut menuju stabilitas dan perdamaian," demikian pernyataan Gedung Putih, Senin (30/6).
Gedung Putih menyatakan perintah eksekutif ini menghapus seluruh sanksi AS terhadap Suriah, namun tetap mempertahankan sanksi terhadap eks Presiden Bashar Al Assad, antek-anteknya, pelanggar hak asasi manusia (HAM), pengedar narkoba, hingga orang-orang yang terlibat ISIS dan proksi Iran.
Dengan perintah ini, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan mulai mengevaluasi sanksi terhadap Suriah untuk selanjutnya diputuskan apakah akan dicabut seluruhnya atau sebagian, sesuai dengan Undang-Undang Caesar.
Undang-Undang Caesar adalah aturan yang memberikan sanksi kepada rezim Assad atas kekejamannya di Suriah.
Lebih lanjut, perintah eksekutif ini juga akan melonggarkan kendali ekspor barang-barang Suriah dan membuka lagi pembatasan atas bantuan-bantuan asing tertentu ke Suriah.
Lihat Juga : |
Perintah ini juga akan mengarahkan Rubio untuk meninjau kembali penetapan Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) sebagai organisasi teroris, penetapan Ahmed Al Sharaa (Presiden Suriah saat ini) sebagai teroris global, hingga penetapan Suriah sebagai negara pendukung terorisme.
"Perintah tersebut [juga] mengarahkan Menteri Luar Negeri untuk menjajaki kemungkinan dalam memberikan keringanan sanksi di Perserikatan Bangsa-Bangsa guna mendukung stabilitas di Suriah," demikian pernyataan Gedung Putih.
Dalam kunjungannya ke Arab Saudi pada Mei, Trump berjanji kepada Presiden Suriah Al Sharaa untuk memberikan keringanan sanksi bagi Suriah sebagai komitmen dalam mendukung pemerintahan baru Suriah, dikutip dari Al Jazeera.
Janji itu diberikan seiring dengan janji Al Sharaa bahwa negaranya tak akan berhubungan lagi dengan Al Qaeda dan tak akan menimbulkan ancaman bagi negara tetangganya, termasuk Israel.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan perintah eksekutif Trump saat ini dirancang untuk menindaklanjuti janji tersebut.
"Ini adalah janji lain yang dibuat dan ditepati," kata Leavitt.
(blq/bac)