GHF Ngotot Lanjutkan Operasi Bantuan di Gaza Meski Didesak Bubar

CNN Indonesia
Kamis, 03 Jul 2025 04:45 WIB
Sekitar 600 warga Gaza tewas saat antre bantuan makanan di lokasi distrubusi GHF karena ditembaki tentara Israel.
Sekitar 600 warga Gaza tewas saat antre bantuan makanan di lokasi distrubusi GHF karena ditembaki tentara Israel. (Foto: REUTERS/Ebrahim Hajjaj)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaza Humanitarian Foundation (GHF) ngotot tetap melanjutkan operasi menyalurkan bantuan di Gaza meski didesak banyak pihak untuk tutup. Desakan ini buntut tewasnya sekitar 600 warga Gaza tewas saat mengantre bantuan makanan.

Banyak pihak yang menuntut badan bantuan yang dibekingi Amerika Serikat (AS) itu untuk menghentikan aktivitas mereka di Gaza. Yayasan ini merupakan satu-satunya pihak yang direstui Israel untuk mendistribusikan bantuan di Gaza.

"Kami tidak tutup. Kami punya satu pekerjaan yang harus dilakukan. Pekerjaan itu sangat sederhana, setiap hari menyediakan makanan gratis bagi warga Gaza. Itu saja," kata Ketua GHF Johnnie Moore kepada wartawan di Brussels, dikutip AFP, Rabu (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penolakan ini didasari klaim Moore bahwa tak ada warga Gaza yang tewas ditembaki militer Israel saat mengantre di lokasi penyaluran bantuan. Klaim ini berbanding terbalik dengan bukti-bukti gambar dan video, bahkan pengakuan tentara Israel sendiri.

"Kami tidak mengalami satu pun insiden kekerasan di lokasi distribusi kami. Kami tidak mengalami insiden kekerasan di dekat lokasi distribusi kami," ucap Moore.

Ia bersama Presiden AS Donald Trump mengabaikan seruan sejumlah LSM dunia untuk menyetop operasi GHF di Gaza. Moore juga mengklaim GHF telah mengirimkan lebih dari satu juta kotak bahan makanan sejak mulai beroperasi pada 27 Mei 2025.

Kehadiran GHF yang didukung AS dan Israel memang kontroversial. Pendanaan yayasan yang berbasis di AS ini tak transparan.

Nama GHF rusak di gara-gara nyaris setiap hari selalu ada laporan tentang kekacauan yang mematikan. Warga Gaza yang kelaparan dilaporkan tewas saat mengantre makanan karena ditembaki militer Israel.

PBB dan kelompok-kelompok bantuan utama global telah menolak untuk bekerja sama dengan GHF. Sebab, partisipasi itu dinilai melayani tujuan militer Israel dan melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.

"Sejak GHF mulai beroperasi, militer Israel telah menembaki dan menembaki warga Palestina yang mencoba mencapai titik distribusi, yang menyebabkan banyak korban jiwa," bunyi laporan Kantor HAM PBB minggu lalu.

Jumat lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat sekitar 500 orang telah tewas di lokasi distribusi makanan GHF.

Lalu, Doctors Without Borders juga mengonfirmasi bahwa setiap hari tim relawan medis mereka menyaksikan warga terbunuh dan terluka saat mencoba mendapatkan makanan di lokasi distribusi GHF. Mereka menuntut GHF segera dibubarkan.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sejak 27 Mei GHF beroperasi di sana, setidaknya 600 warga Palestina tewas dan 4.186 lainnya terluka saat mengantre makanan di lokasi distribusi HGF.

Pembunuhan terhadap warga Gaza yang kelaparan itu terjadi setiap hari. Dalam 8 hari pertama operasi GHF, lebih dari 100 orang tewas akibat ditembaki pasukan Israel.

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER