Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mematok tarif impor sebesar 32 persen untuk produk asal Indonesia.
Sugiono mengatakan keputusan itu merupakan pengingat atau wake up call bahwa Indonesia sudah seharusnya memperkuat perekonomian domestik tanpa perlu bergantung ke pihak mana pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan sesuatu yang harus kita sadari bahwa it's a wake up call juga buat kita. Makanya saya kira apa yang dicanangkan oleh Pak [Presiden RI] Prabowo sudah on the right track. Kita ingin bisa swasembada, memenuhi kebutuhan pangan kita, energi kita, dan ini merupakan sesuatu yang basic yang harus dipenuhi," kata Sugiono kepada wartawan di sela-sela ASEAN Foreign Ministerial Meetings (AMM) di Kuala Lumpur, Rabu (9/7).
Sugiono menyampaikan langkah pemerintah RI mendorong ketahanan pangan dan energi, serta berinvestasi pada sumber daya manusia melalui program makan bergizi gratis adalah keputusan tepat karena dapat memperkuat perekonomian RI di tengah kondisi global belakangan.
"[Hal-hal ini menyebabkan] kita bisa benar-benar membangun suatu kekuatan ekonomi yang tidak bergantung kepada siapa pun dan tetap bisa menjalankan hubungan luar negeri yang baik dengan siapa pun," ucap Sugiono.
Trump resmi menetapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk asal Indonesia, yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang. Angka ini belum termasuk tarif impor umum AS yang sebesar 10 persen.
Trump menyatakan RI termasuk dalam daftar 14 negara yang menerima surat langsung terkait kebijakan tarif terbaru.
Selain Indonesia, sejumlah negara yang turut menerima surat serupa antara lain Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Bangladesh, Serbia, Bosnia, Kazakhstan, Afrika Selatan, dan Tunisia.
Dua negara sekutu AS, Jepang dan Korea Selatan, bahkan lebih dulu menjadi sasaran tarif impor serupa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah melalui sejumlah BUMN dan perusahaan swasta telah menandatangani kesepakatan perdagangan dengan AS demi merayu Trump membatalkan tarif 32 persen.
Airlangga tidak menyebutkan total nilai kesepakatan yang telah dilakukan. Namun, ia memastikan pelaku usaha Indonesia berkomitmen untuk melakukan pembelian barang dari AS dengan nilai total mencapai US$34 miliar atau sekitar Rp553,11 triliun (asumsi kurs Rp16.268 per dolar AS).
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto sementara itu juga meyakini masih ada peluang negosiasi dengan AS mengenai tarif ini.
(blq/dna)