Apa Itu Saklar Bahan Bakar yang Diduga Bikin Pesawat Air India Jatuh?

CNN Indonesia
Minggu, 13 Jul 2025 10:51 WIB
Saklar BBM yang mati diduga menjadi salah satu penyebab pesawat Air India jatuh saat lepas landas. (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan awal hasil investigasi kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 260 orang mengungkapkan fakta mengejutkan.

Laporan tersebut menemukan saklar pengendali bahan bakar mesin pada pesawat Boeing 787 itu secara misterius dipindahkan ke posisi cut-off hanya beberapa detik setelah lepas landas. Itu artinya, pasokan bahan bakar yang seharusnya mengalir ke mesin berhenti.

Laporan ini langsung menyoroti peran vital saklar tersebut dalam sistem penerbangan. Namun, apa sebenarnya fungsi saklar bahan bakar ini, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana peristiwa ini bisa terjadi?

Apa itu saklar bahan bakar?

Saklar bahan bakar merupakan komponen penting dalam kokpit yang mengatur aliran bahan bakar menuju mesin pesawat. Saklar ini digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin ketika pesawat masih di darat. Dalam kondisi darurat di udara, saklar ini juga bisa dipakai untuk menghentikan atau menyalakan kembali mesin secara manual.

Namun, para ahli penerbangan menegaskan bahwa hampir tidak mungkin seorang pilot secara tidak sengaja memindahkan saklar bahan bakar ke posisi cut-off. Alasannya, efeknya langsung dan fatal karena mesin akan kehilangan daya seketika.

"Saklar ini dirancang agar tidak mudah berpindah posisi tanpa disengaja," kata John Cox, pakar keselamatan penerbangan asal Amerika Serikat. Menurutnya, baik saklar cut-off maupun katup bahan bakar memiliki sistem daya dan kabel yang terpisah dan independen, sehingga meminimalkan risiko kesalahan teknis.

Melansir The Straits Times, pada pesawat Boeing 787 milik Air India yang dilengkapi dua mesin GE, saklar pengendali bahan bakar terletak tepat di bawah tuas pengatur daya (thrust levers) di kokpit.

Saklar ini hanya memiliki dua mode yakni run dan cut-off. Untuk memindahkannya, pilot harus terlebih dahulu menarik saklar ke atas, lalu menggeser dari satu posisi ke posisi lain. Mekanismenya dilengkapi pegas agar tetap berada di posisi yang dipilih, sehingga tidak mudah bergeser begitu saja.

Menurut data dari flight recorder, hanya beberapa detik setelah tinggal landas, kedua saklar bahan bakar secara berurutan berpindah dari posisi run ke cut-off, dengan selang waktu hanya satu detik antar perpindahan. Akibatnya, kedua mesin mulai kehilangan daya secara bersamaan.

Rekaman suara kokpit juga merekam percakapan mengejutkan antara dua pilot. Salah satu pilot terdengar bertanya, "Kenapa kamu matikan bahan bakarnya?" Pilot lainnya menjawab, "Aku tidak melakukannya."

Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan siapa yang mengucapkan kalimat itu, kapten atau kopilot.

Beberapa detik kemudian, kedua saklar tersebut kembali dipindahkan ke posisi run. Di lokasi kecelakaan, saklar ditemukan dalam posisi run, demikian keterangan dari laporan awal.

Boeing sendiri menyatakan bahwa ketika saklar bahan bakar dipindahkan kembali ke posisi run saat pesawat sedang di udara, sistem kontrol mesin akan secara otomatis mencoba menyalakan ulang dan mengembalikan daya dorong melalui pengaturan penyalaan dan pasokan bahan bakar.

Namun, upaya tersebut tampaknya sudah terlambat.

John Nance, pakar keselamatan penerbangan lainnya dari AS, menyebut peristiwa ini tidak masuk akal. "Tak ada pilot waras yang akan mematikan saklar bahan bakar saat pesawat baru mulai menanjak," tegasnya.

Hingga kini, penyebab pasti perpindahan saklar masih belum jelas. Apakah itu kesalahan manusia, gangguan sistem, atau faktor lain, penyelidikan masih berlanjut.

(tst/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK