Ramai Spekulasi Air India Diduga Jatuh Imbas Pilot Pencet Sakelar BBM
Dua asosiasi pilot komersial menolak klaim yang menyebut kesalahan manusia jadi penyebab kecelakaan Air India yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu.
Asosiasi Pilot Komersial India (ICPA) menyatakan sangat terganggu dengan narasi spekulatif dan tuduhan sembrono tak berdasar dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB).
Lihat Juga : |
Penyelidikan awal lembaga ini mengarah asumsi bahwa pilot tak sengaja memencet sakelar bahan bakar.
"Sama sekali tak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini. Klaim tersebut sangat tak sensitif terhadap individu dan keluarga yang terlibat," demikian menurut ICPA, dikutip AFP, Senin (14/7).
Mereka lalu berujar, "Mengatakan secara asal-asalan soal bunuh diri pilot tanpa bukti yang terverifikasi adalah pelanggaran berat terhadap etika pelaporan dan merendahkan martabat profesi."
Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India) juga menuduh badan penyelidikan tersebut "menyembunyikan rahasia" dalam investigasinya.
Lihat Juga :LAPORAN DARI PARIS Momen Prabowo Jadi Tamu Kehormatan di Bastille Day dan Dipeluk Macron |
"Kami merasa penyelidikan diarahkan ke arah yang mengasumsikan kesalahan pilot dan kami sangat menentang pemikiran ini," kata Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam rilis resmi.
ALPA juga meminta diikutsertakan sebagai pengamat sehingga bisa memberi transparansi yang dibutuhkan dalam investigasi.
Sebelumnya, AAIB melaporkan indikasi kecelakaan Air India adalah salah satu pilot bertanya ke petugas lain kenapa mematikan tombol bahan bakar. Namun, dia menjawab tak melakukannya.
Badan itu merujuk sejumlah pakar penerbangan yang menyarankan sakelar kontrol bahan bakar mesin hanya bisa dipindah secara sengaja dan manual.
Temuan penyelidikan awal memicu spekulasi pakar penerbangan independen bahwa tindakan pilot sengaja atau tidak mungkin menyebabkan pesawat itu kecelakaan tak lama setelah lepas landas.
Air India kecelakaan tak lama setelah lepas landas di Ahmedabad pada 12 Juni. Pesawat tersebut mengangkut 242 orang.
Imbas insiden itu, 241 orang termasuk penumpang dan kru serta 19 orang di darat tewas. Hanya satu orang yang selamat dari kecelakaan mematikan tersebut.
(isa/rds)