Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Indonesia pernah menjalankan misi rahasia dengan Israel yang diberi nama Operasi Alpha.
Tak ingin menimbulkan kehebohan di tanah air, Indonesia pernah membeli jet tempur dari Israel secara rahasia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan untuk mendatangkannya saja, butuh waktu hingga 21 bulan termasuk mengirim 10 penerbang juga dengan cara sembunyi-sembunyi.
Kisah ini diawali pada tahun Juni 1979 saat Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI Mayor Jenderal LB Moerdani mengusulkan Indonesia membeli jet tempur bekas A-4 Skyhawk dari Israel.
Usul ini datang setelah ada tawaran dari Wakil Presiden AS kala itu, Walter Mondale.
"Dia (Mondale) menawarkan kepada Indonesia 16 Skyhawks pada bulan Mei 1978 dalam kunjungannya ke Jakarta," tulis Jim Winchester dalam Douglas A-4 Skyhawk: Attack and Close Support Fighter Bomber (2004:144).
Sebenarnya jet tempur itu buatan McDonnel Douglas asal AS. Namun saat itu Israel menjadi salah satu negara pengguna A-4 Skyhawk di luar AS. Nah, pesawat bekas Israel inilah yang ingin dibeli Indonesia.
Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan M Jusuf menjawab saat ditanya wartawan soal pembelian pesawat tempur itu menyatakan, pesawat itu bekas Israel yang dibeli AS "yang lalu dijual ke Indonesia."
Dikutip dari Majalah Angkasa edisi koleksi berjudul "Pesawat Kombatan TNI AU, dari Legenda Churen hingga Kedigdayaan Flanker", untuk membeli pesawat ini dilakukan melalui Operasi Alpha.
Pesawat datang ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam beberapa gelombang dan dilaksanakan secara hati-hati serta penuh rahasia dan baru selesai semua pada Agustus 1982.
Empat Skyhawk pertama masing-masing dua pesawat bertempat duduk tunggal dan dua pesawat bertempat duduk ganda tiba dengan mengenakan pembungkus F-4 E/F Tiger.
Metode kamuflase diterapkan supaya orang mengira sepaket dengan F-5 E/F Tiger yang datang keesokan harinya dengan pesawat angkut Angkatan Udara Amerika Serikat. Total 16 pesawat yang didatangkan.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Salah seorang pilot, F Djoko Poerwoko, yang menuliskan pengalamannya menjadi salah satu penerbang dalam autobiograf, "Menari di Angkasa, Anak Kampung Jadi Penerbang Tempur."
Ia menceritakan kisahnya dilatih Israel untuk menerbangkan pesawat itu. Namun, semua dikamuflase seolah dilatih di AS. Untuk menghilangkan jejak latihan di Israel, semua foto dan benda yang berkaitan dengan Israel dimusnahkan.
Kini setelah lebih dari 25 tahun berlalu, jet tempur itu pun tak lagi digunakan. Pesawat A-4 Skyhawk melakukan penerbangan terakhirnya pada 5 Agustus 2004.
Saat itu, tiga pesawat A-4 Skyhawk melakukan take off bersamaan dari Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Sementara dua pesawat dengan nomor ekor TT-0440 dan TL-0416 diterbangkan oleh Mayor Pnb Jemi Trisonjaya (Thunder 112) dan Mayor Pnb Singgih (Thunder 109) mendarat di Lanud Adisutjipto.
Pesawat ini pernah melakukan sejumlah operasi militer antara lain, Operasi Sriti Samber dan Operasi Seroja (1980-1999) di Timor Timur, Operasi Oscar (1991-1992) di Sulawesi, dan Operasi Rencong Terbang (1991-1995) di Aceh.
Dikutip dari situs TNI AU, satu dari jet itu sudah dijadikan Monumen Swa Bhuwana Paksa yang berdiri di Tebet Barat, Jakarta. Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, didampingi Ketua Umum PIA Ardhya Garini, Inong Fadjar Prasetyo, meresmikan monumen pesawat tempur TNI AU, A-4 Skyhawk di taman Tebet Barat, Jakarta Selatan pada 2023.
Peresmian monumen pesawat, yang diberi nama "Monumen Swa Bhuwana Paksa", ditandai dengan penandatanganan Prasasti oleh Kasau.
Tujuan pembangunan monumen "Swa Bhuana Paksa", di taman Tebet Barat, dengan pertimbangan untuk menginformasikan kepada masyarakat, jejak sejarah dan pengabdian pesawat A-4 Skyhawk selama menjadi kekuatan tempur TNI AU.
"Saya juga turut bangga dan merasa bersyukur, acara peresmian ini juga turut dihadiri oleh para senior dan para sesepuh penerbang dan awak pesawat A-4 Skyhawk," ujar Kasau yang juga pernah menjadi penerbang pesawat A-4 Skyhawk di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hassanudin Makasar.
Menurut Kasau, momen ini juga merupakan kesempatan yang baik sebagai sarana silaturahmi di antara keluarga besar awak pesawat tempur A-4 Skyhawk.