Tegang di Perbatasan, Ini Kekuatan Militer Thailand vs Kamboja

Thailand dan Kamboja belakangan bersitegang setelah seorang tentara Kamboja tewas ketika pasukan terlibat baku tembak di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud pada Mei lalu.

Insiden itu kemudian diperparah dengan pengerahan pasukan Thailand dan Kamboja di perbatasan hingga kedua negara saling menutup akses.

Thailand menutup seluruh perbatasan dan hanya mengizinkan pasien medis, pelajar, serta orang dengan kebutuhan mendesak untuk melintas.

Sementara itu, Kamboja melarang impor buah dan sayur Thailand, memblokir film dan acara TV Thailand, serta menghentikan internet dan impor bahan bakar bakar dari Negeri Gajah Putih.

Kedua negara sempat melakukan pembicaraan bilateral pada awal Juni dan sepakat untuk menarik pasukan ke posisi semula.

Namun, insiden bocornya percakapan telepon antara eks Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra pada 18 Juni membuat kedua negara panas kembali.

Paetongtarn dianggap telah mendiskreditkan militer karena terdengar menghina salah satu pejabat militer. Ia juga dikritik karena terdengar sangat tunduk terhadap Hun Sen. Karena percakapan telepon itu, Paetongtarn kini diskors dari jabatan atas dugaan pelanggaran etik.

Sementara itu, Thailand juga mengusut dugaan penghasutan oleh Hun Sen lantaran dituding sengaja membocorkan percakapan telepon yang mestinya rahasia. Polisi Thailand telah menyerahkan kasus ini ke Kejaksaan Agung, di mana Hun Sen berpotensi ditangkap dengan surat perintah Interpol apabila ada cukup bukti.

Pada 14 Juli, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, yang juga putra Hun Sen, mengumumkan bahwa Kamboja akan menerapkan wajib militer mulai 2026.

Keputusan ini ditetapkan mengingat "episode konfrontasi" yang harus dijadikan pelajaran untuk mereformasi militer, demikian menurut keterangan Hun Manet.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan ini, bagaimana perbandingan militer Thailand dan Kamboja?

Militer Thailand vs Kamboja

Berdasarkan laman Global Firepower, Thailand menduduki peringkat ke-25 dari 145 negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia. Sementara itu, Kamboja berada di posisi 95.

Dari sisi personel, Thailand memiliki sekitar 360.850 personel militer aktif dari total sekitar 70 juta populasi. Sedangkan Kamboja memiliki sekitar 221.000 personel militer aktif dari 17 juta penduduk.

Dari sisi kekuatan udara, Bangkok tercatat punya 72 pesawat tempur sementara Phnom Penh tak punya. Bangkok juga punya 20 pesawat serang khusus, 135 pesawat latih, 26 pesawat misi khusus, 258 helikopter, dan 7 helikopter serang.

Sementara itu, Kamboja tak memiliki pesawat serang khusus, pesawat latih, pesawat misi khusus, maupun helikopter serang. Namun, Kamboja punya helikopter sebanyak 21 unit.

Untuk kekuatan darat, Thailand juga lebih unggul ketimbang Kamboja. Negeri Gajah Putih punya 16.935 kendaraan lapis baja, 635 tank, 50 artileri self-propelled, 589 artileri tarik, dan 26 mobile rocket projector.

Sementara Kamboja memiliki 3.627 kendaraan lapis baja, 644 tank, 30 artileri self-propelled, 430 artileri tarik, dan 463 mobile rocket projector.

Di laut, Thailand punya satu kapal pengangkut helikopter, 7 kapal fregat, 6 corvette, 49 kapal patroli, dan 5 kapal perang ranjau.

Sementara itu, Kamboja tak punya kapal pengangkut helikopter, fregat, corvette, maupun kapal perang ranjau. Tapi Kamboja punya kapal patroli sebanyak 20 unit.

Sebagai informasi, kekuatan militer Thailand berada di peringkat ketiga di ASEAN setelah Indonesia dan Vietnam.

Berbeda dengan Kamboja, Thailand telah lebih dulu menerapkan wajib militer untuk warga sipil sejak 1905.

Di masa lalu, kekuatan militer Thailand juga terbilang cukup kuat untuk pertahanan lokal berkat kecerdasan Raja Chulalongkorn. Di bawah pemerintahannya, Thailand jadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah.