Kenapa Kartel Narkoba Menjamur di Amerika Latin Sampai Baku Perang?

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 09:24 WIB
Perang kartel narkoba di Meksiko. (AFP/JUAN CARLOS CRUZ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kartel narkoba asal negara-negara Latin seperti Meksiko atau Kolombia menjamur di sana.

Bahkan Netflix pernah menayangkan serial kartel narkoba ini dengan judul "Narcos".

Ternyata, perjalanan para bandar narkoba di negara-negara Amerika selatan ini punya sejarah panjang berkaitan dengan letak geografis, kemiskinan dan lemahnya kekuasaan politik serta hukum di sana.

Mengutip situs Harvard International Review, banyak pakar mengaitkan lonjakan perdagangan narkoba di Amerika Latin dengan ketidakstabilan kawasan tersebut dan lanskap politik serta sosialnya yang kompleks.

Meskipun telah ada beberapa upaya untuk memberantasnya, pasar narkoba semakin menguat dan produksi narkoba terus meningkat. Misalnya, produksi daun koka (bahan dasar kokain) telah mencapai negara-negara seperti Guatemala dan Honduras, padahal sebelumnya hanya Kolombia, Peru, dan Ekuador yang memproduksinya.

Ganja dan koka banyak ditanam dan diproduksi di negara-negara Amerika Latin. Koka merupakan tanaman endemik Amerika Selatan.

Koka yang diolah untuk menghasilkan kokain telah dibudidayakan oleh masyarakat adat Andes selama lebih dari 5.000 tahun, sehingga mencegah kepunahan di tanah leluhur mereka. Daun-daun ini penting bagi masyarakat adat karena khasiat medis dan penggunaan ritualnya.

Pada abad ke-19, ketika para apoteker Eropa dan AS mulai mencari obat-obatan baru, mereka pergi ke hutan-hutan di Amerika Selatan dan menemukan bahwa masyarakat adat telah menggunakan daun koka untuk menyembuhkan rasa sakit dan meningkatkan energi.

Nicolás Fajardo, peneliti di Universitas Potsdam, telah mempelajari cara melintasi perbatasan antara Eropa dan Amerika mengubah produk yang hampir alami menjadi salah satu obat paling populer di dunia.

Ia menjelaskan bahwa, awalnya, para ilmuwan Eropa mulai mengekstrak kokain dari daunnya untuk keperluan medis. Namun, "kokain berhenti menjadi obat pada tahun 1940-an dan menjadi obat rekreasi seperti alkohol atau tembakau, dengan konsekuensi yang jauh lebih fatal."

Misalnya, Peru memproduksi kokain 10 kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan masyarakat adat untuk pengobatan dan ritual; sisanya diarahkan ke pasar ilegal untuk diolah menjadi kokain.

Kolombia telah mencapai jumlah perkebunan koka tertingginya dengan 230.000 hektar pada akhir tahun 2022. Terlepas dari upaya pemberantasan pemerintah, harga yang dibayarkan oleh pengedar narkoba untuk produk utama dan permintaan pupuk yang lebih rendah menjadikannya tanaman yang lebih menarik dan sangat menguntungkan bagi petani.

Selain itu, keunggulan geografis wilayah Andes dan Amazon telah menyediakan tanah subur dan tempat perlindungan bagi tanaman ilegal ini serta laboratorium tempat kokain diekstraksi dan narkoba diproduksi.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Perang Narkoba


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :