Kenapa Kartel Narkoba Menjamur di Amerika Latin Sampai Baku Perang?

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 09:24 WIB
Alasan kartel narkoba menjamur di Amerika Latin sampai bikin konflik.
Penggerebekan kartel narkoba di Ekuador. (AFP/STRINGER)

Awalnya, pertarungan untuk menguasai pasar Amerika Serikat sangat berdarah. Dijuluki " perang narkoba Miami" karena 50 persen pembunuhan di kota itu terkait narkoba; pembunuhan ini meruntuhkan sistem kamar mayat selama akhir 1970-an.

Penculikan saudara perempuan Jorge Luis Ochoa pada tahun 1981 menandai titik balik dalam bagaimana narkotika Kolombia yang paling terkemuka berinteraksi.

Dalam sebuah pertemuan, Ochoa dan pengedar narkoba lainnya memutuskan untuk membuat kelompok paramiliter MAS (Matilah Penculik) untuk melindungi diri mereka sendiri dan menciptakan front persatuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pertemuan itu, kartel narkoba pertama-kartel Medellín dengan tokoh legendarisnya Pablo Escobar -juga lahir, membuka jalan bagi struktur perdagangan narkoba yang kompleks. Kartel-kartel tersebut berhasil menekan pemerintah Kolombia untuk memenuhi tuntutan mereka melalui serangan-serangan kekerasan terkoordinasi seperti pengeboman dan pembunuhan.

Kematian Pablo Escobar pada tahun 1993 dan tindakan keras terhadap kartel-kartel tersebut oleh pemerintah Kolombia dan AS pada akhir 1990-an dan awal 2000-an menghapus monopoli kuat yang telah dipegang kartel-kartel Kolombia atas perdagangan narkoba selama tiga dekade sebelumnya.

Namun peredaran tidak berhenti. Justeru membuka pasar narkoba bagi pemain-pemain baru. Selama awal 2000-an, sebagian besar jaringan distribusi berpindah ke utara dan bergeser dari Karibia ke perbatasan AS-Meksiko, yang mempercepat pembentukan kartel-kartel yang kini beroperasi di Meksiko.

Setidaknya 170.000 orang tewas antara tahun 2006 dan 2016 akibat perang antara pemerintah Meksiko dan kartel-kartel tersebut.

Sementara pengedar narkoba di Kolombia sebagian besar merupakan kekuatan yang menentang pemerintah, baru-baru ini, pengedar narkoba di Meksiko telah menyusup ke sebagian besar hierarki di dalam kepolisian dan pemerintah federal, memperoleh lebih banyak kekuasaan dengan lebih sedikit perlawanan.

Kemiskinan dan Hukum yang Lemah

Amerika Latin telah lama menjadi kawasan yang sangat timpang; pada tahun 1985, 45,6 persen penduduk Kolombia dan sekitar 25 persen penduduk Meksiko hidup di bawah garis kemiskinan.

Kesenjangan pendapatan ini mendorong orang-orang untuk beralih ke pasar narkoba ilegal yang menguntungkan untuk mendapatkan "uang mudah" dan melarikan diri dari kehidupan yang penuh kebutuhan.

Misalnya, "El Chapo", mantan pemimpin Kartel Sinaloa di Meksiko, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ia terjun ke dunia perdagangan narkoba karena tidak ada lapangan kerja di wilayahnya. Menurut surat kabar Spanyol El País, pengedar narkoba merupakan penyedia lapangan kerja terbesar kelima di Meksiko dengan sekitar 165.000 orang terlibat.

Tingkat kemiskinan yang tinggi ini mencerminkan ketidakstabilan negara-negara Amerika Latin dengan perang saudara dan kudeta militer yang berulang.

Daerah pedesaan, tempat sebagian besar kokain diproduksi, merasa ditinggalkan oleh pemerintah pusat karena kondisi geografis yang terisolasi dan konsentrasi elite politik di perkotaan. Kurangnya penegakan hukum di daerah pedesaan ini memberikan lebih banyak keleluasaan bagi kelompok-kelompok ilegal.

Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Tengah telah menjadi tempat penting dalam rantai distribusi narkoba karena tingginya tingkat korupsi dan impunitas di sana. Para penegak hukum bisa disuap oleh para bandar.

Ketidakstabilan negara-negara Amerika Latin inilah menciptakan lingkungan yang ideal bagi kelompok-kelompok penyelundup narkoba untuk berkembang pesat. Mereka terus berkembang hingga kini, meski para pimpinannya sudah tewas.

(imf/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER