Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sewot setelah PM Inggris Keir Starmer mengumumkan akan mengakui kemerdekaan Palestina di pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), September mendatang.
Netanyahu mengatakan keputusan Starmer mengakui kedaulatan Palestina merupakan bentuk dukungan terhadap aksi "terorisme mengerikan Hamas".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Starmer memberikan hadiah atas terorisme mengerikan Hamas dan menghukum para korbannya," kata Netanyahu dalam unggahan di X.
Netanyahu pun melanjutkan bahwa ancaman serangan yang dialami Israel dengan kehadiran Palestina saat ini akan dirasakan oleh Inggris ke depannya.
"Negara jihadis di perbatasan Israel HARI INI akan mengancam Inggris BESOK. Upaya menenangkan teroris jihadis akan selalu gagal. Anda pun akan gagal. Hal itu tidak akan terjadi," seru Netanyahu, seperti dikutip Politico.
Pada Selasa (29/7), Starmer mengultimatum Israel bahwa Inggris akan mengakui kemerdekaan Palestina jika Tel Aviv tidak segera mengakhiri serangan di Gaza.
"[Israel harus] mengakhiri situasi yang mengerikan di Gaza, menyetujui gencatan senjata dan berkomitmen untuk perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan, (dan) menghidupkan kembali prospek (solusi dua negara)," ucap Starmer.
Starmer mengatakan sejak awal Inggris sudah menegaskan akan mengakui Palestina sebagai negara jika solusi dua negara atau two-state solution tercapai. Namun, kerangka itu tampaknya telah berada "di bawah ancaman" sehingga Inggris mesti "bertindak."
Ini merupakan ultimatum keras dari Inggris menyusul protes global terhadap Israel belakangan ini. Masyarakat dunia ramai-ramai mengutuk Israel karena telah mengakibatkan krisis kelaparan akut di Gaza.
Lebih dari 100 warga Gaza tewas akibat kelaparan, di mana mayoritas ialah anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari 900 ribu anak di Gaza saat ini kelaparan, bahkan 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.
Lihat Juga : |
Keputusan Starmer untuk mengakui Palestina ini akan menjadi desakan kuat kedua setelah Prancis. Sebelum Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah lebih dulu mengumumkan niat untuk mengakui kemerdekaan Palestina.
Macron juga menyatakan pengakuan kemerdekaan Palestina akan dilakukan Prancis pada September guna menyetop perang di Gaza.
"Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi rakyat Gaza," tulis Macron di X.
(blq/bac)