Cekcok dengan Rusia, Trump Klaim Kapal Selam Nuklir AS Sudah 'Siaga'

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2025 11:03 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dua kapal selam nuklir AS telah tiba di "tempat yang seharusnya". (Foto: Getty Images via AFP/Kevin Dietsch)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dua kapal selam nuklir AS telah tiba di "tempat yang seharusnya".

"Mereka berada di kawasan itu, di tempat yang seharusnya," kata Trump kepada wartawan sebelum kembali dari resor golfnya di New Jersey, Minggu (3/8).

Pernyataan Trump ini dilontarkan menyusul cekcoknya dengan eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Trump sebelumnya terlibat adu mulut dengan Medvedev setelah sang eks Presiden mengancam bahwa negaranya akan menyerang AS jika Trump terus bertingkah dengan segala ultimatumnya.

"Entah itu 50 hari atau 10 hari ... Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukan Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi (antara Rusia) dengan negaranya sendiri," tulis Medvedev di X, Senin (28/7).

Menanggapi itu, Trump pada Kamis (31/7) memperingatkan Medvedev untuk menjaga ucapannya karena pernyataannya bisa memicu konsekuensi yang "sangat berbahaya".

"Beri tahu Medvedev, mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden, untuk berhati-hati dalam bicara. Dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya," tulis Trump di media sosialnya, Truth Social.

Tak lama setelah itu, Trump mengaku telah memerintahkan dua kapal selam nuklir ditempatkan di "wilayah yang tepat". Pengerahan itu dilakukan "untuk berjaga-jaga apabila pernyataan bodoh dan provokatif" Medvedev "lebih dari sekadar itu."

Ancaman nuklir ini terjadi di tengah tenggat waktu yang ditetapkan Trump hingga akhir pekan depan bagi Rusia untuk mengambil langkah-langkah guna mengakhiri perang di Ukraina. Trump mengancam apabila Rusia tak berhasil mengambil sikap, Kremlin akan dijatuhkan sanksi baru.

Kementerian Luar Negeri Rusia sejak awal telah menegaskan bahwa perdamaian dengan Ukraina hanya bisa dilakukan jika negara-negara Barat berhenti memasok persenjataan kepada Kyiv.

(bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK