Media Asing Soroti Polemik Bendera One Piece Jelang HUT RI

CNN Indonesia
Senin, 04 Agu 2025 20:35 WIB
Media asing soroti bendera komik One Piece jelang HUT ke-80 RI. (CNN Indonesia/Farid)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, bendera bajak laut dari serial anime Jepang One Piece menjadi sorotan publik, bahkan menarik perhatian sejumlah media internasional.

Bendera tersebut, yang dikenal sebagai Jolly Roger milik kelompok Straw Hat Pirates, dikibarkan oleh sejumlah warga Indonesia di rumah, kendaraan, hingga area publik sebagai bentuk simbolik dari protes sosial dan politik.

Fenomena ini memicu polemik. Pemerintah Indonesia, melalui sejumlah pejabat tinggi negara, menyuarakan kekhawatiran bahwa tren tersebut bisa memicu perpecahan persatuan nasional, bahkan dianggap sebagai bentuk ketidaktundukan simbolik.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Menko Polhukam Budi Gunawan menyebut aksi itu bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum, terutama jika dikibarkan pada 17 Agustus, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Budi Gunawan bahkan mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat dikenai "konsekuensi pidana", merujuk pada Undang-Undang tahun 2009 tentang penghinaan terhadap simbol negara.

Media asing ikut menyoroti fenomena ini.

The Straits Times dalam laporannya menyebut bahwa bendera bajak laut dari One Piece telah menjadi ekspresi kritis baru menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Media asal Singapura itu menyoroti bahwa pengibaran bendera tersebut mencerminkan "frustrasi masyarakat terhadap sistem politik", dan bagaimana tokoh utama One Piece, Monkey D Luffy, dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap otoritas.

Sementara itu, South China Morning Post (SCMP) menyebut bahwa penggunaan bendera One Piece di Indonesia adalah bentuk "protes kreatif terhadap ketidakadilan."

Media asal Hong Kong ini juga mengutip warganet yang menyebut bahwa bendera Merah Putih terlalu sakral untuk dikibarkan dalam situasi sosial saat ini, dan bahwa bendera Straw Hat Pirates melambangkan semangat perlawanan.

Sportskeeda, dalam artikelnya yang lebih menyoroti sisi budaya pop, mewartakan bahwa para penggemar One Piece di seluruh dunia terkejut dan terinspirasi oleh penggunaan bendera Luffy dalam konteks politik nyata.

Media ini menulis bahwa "Luffy menginspirasi orang-orang bahkan di dunia nyata," dan bahwa momen ini adalah contoh bagaimana fiksi bisa berdampak langsung dalam kehidupan sosial masyarakat.

Resonansi aksi ini memang meluas secara global. Platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dipenuhi unggahan dari penggemar One Piece yang mengungkapkan keterkejutan dan kekaguman atas penggunaan simbol anime sebagai bagian dari protes sosial.

Beberapa pengamat menyamakan fenomena ini dengan adegan dalam cerita One Piece, seperti di arc Impel Down atau Marineford, ketika bendera Topi Jerami dikibarkan sebagai lambang perjuangan melawan kekuasaan yang menindas.

Di mata para penggemarnya, aksi masyarakat Indonesia ini mencerminkan nilai-nilai inti dari karakter utama One Piece, Monkey D. Luffy: perlawanan terhadap tirani dan perjuangan demi kebebasan.

Meskipun mendapatkan polemik di dalam negeri, banyak pihak luar negeri justru menilai fenomena ini sebagai cerminan dari kekuatan budaya pop dalam membentuk narasi politik modern.

(zdm/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK