Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengumumkan telah menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meraih Nobel Perdamaian.
Nominasi tersebut diajukan Hun Manet setelah negaranya sempat terlibat perang dengan Thailand di perbatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memuji "kenegarawanan luar biasa" Trump dalam menghentikan konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Pengumuman tersebut disampaikan Hun Manet melalui unggahan di Facebook pada Kamis (7/8) malam, disertai salinan surat yang dikirimkan kepada Komite Nobel Norwegia.
Dalam surat itu, Hun Manet menilai intervensi Trump sebagai contoh "pencapaian luar biasa dalam meredakan ketegangan di beberapa wilayah paling rawan di dunia."
"Intervensi tepat waktu ini, yang mencegah potensi konflik besar, sangat penting untuk menghindari korban jiwa dalam jumlah besar dan membuka jalan bagi pemulihan perdamaian," tulis Hun Manet.
Reuters melaporkan pada 26 Juli, Trump melakukan panggilan telepon kepada para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk memecahkan kebuntuan upaya mengakhiri pertempuran terberat antara kedua negara dalam sejarah terbaru. Langkah itu menghasilkan gencatan senjata yang dinegosiasikan di Malaysia pada 28 Juli.
Kedua negara kemudian sepakat untuk memastikan tidak terjadi lagi eskalasi, serta mengizinkan pengamat dari Asia Tenggara hadir di wilayah tersebut.
Konflik yang berlangsung selama lima hari itu menewaskan 43 orang dan membuat lebih dari 300 ribu orang mengungsi. Bentrokan bermula dari baku tembak senjata ringan, yang kemudian meningkat menjadi serangan artileri berat dan roket, hingga Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk melakukan serangan udara.
Rencana nominasi ini sudah diperkirakan sebelumnya, setelah Wakil Perdana Menteri Kamboja pekan lalu mengumumkan hal tersebut, sekaligus menyampaikan terima kasih kepada Trump atas penurunan tarif impor Kamboja ke AS menjadi 19 persen dari ancaman sebelumnya 49 persen.
Sebelumnya, Pakistan pada Juni lalu juga menyatakan akan merekomendasikan Trump untuk Nobel Perdamaian karena dianggap berperan membantu menyelesaikan konflik dengan India.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan lalu mengaku telah menominasikan Trump untuk penghargaan yang sama.
(zdm/bac)