Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak tindakan sepihak apa pun terkait Sungai Nil. Dia memperingatkan, siapa pun yang percaya bahwa Mesir bakal melepas hak airnya, itu "salah".
Dalam konferensi pers di Kairo, al-Sisi mengatakan total aliran air tahunan dari Sungai Nil Putih dan Biru, berikut anak-anak sungainya adalah sekitar 1.600 miliar meter kubik.
Volume air ini pun sebagian besar hilang lewat hutan, rawa, penguapan, dan air tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya sebagian kecil air yang mencapai Sungai Nil, dan Mesir serta Sudan bersama-sama menerima sekitar 85 miliar meter kubik [atau] hanya sekitar 4 persen dari total," kata al-Sisi seperti dilaporkan Anadolu.
Dia menekankan bahwa menyerahkan porsi air ini sama saja "secara efektif menyerahkan kehidupan Mesir". Mesir selama ini kekurangan sumber daya air alternatif dan curah hujannya minim.
Mesir, lanjut dia, menyambut baik manfaat pembangunan perairan Sungai Nil bagi negara-negara sahabat. Pembangunan ini mencakup bidang pertanian, produksi listrik, dan pembangunan umum.
Akan tetapi, dia menilai pertumbuhan tersebut tidak boleh mengurangi jumlah air yang mencapai Mesir.
Pada awal Juli, Ethiopia mengumumkan penyelesaian proyek bendungan raksasa di Sungai Nil Biru.
Pembangunan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) dimulai pada 2011. Selama bertahun-tahun bendungan jadi sumber ketegangan diplomatik terutama antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir.
Ketiga negara belum mencapai kesepakatan yang mengikat secara hukum meski selama bertahun-tahun negosiasi di bawah Uni Afrika.
(els)