Mesir selama berbulan-bulan telah melatih pasukan Palestina untuk mempersiapkan diri memimpin Jalur Gaza saat agresi Israel berakhir.
Sumber diplomatik dan keamanan mengatakan latihan tersebut merupakan bagian rencana pembangunan kembali Gaza.
April lalu, media Mesir dan Palestina melaporkan 300 personel keamanan Otoritas Palestina (PA) latihan di Kairo. Mereka terdiri dari 100 petugas polisi, 100 petugas keamanan nasional, 50 petugas keamanan preventif, dan 50 petugas intelijen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua peserta pelatihan ini berafiliasi dengan gerakan Fatah dan loyal ke PA di bawah Mahmoud Abbas," kata salah satu sumber, dikutip Middle East Eye, Selasa (12/8).
Sumber itu mengatakan pemerintahan Ebrahim El Sisi menghindari keterlibatan individu yang loyal ke pemimpin Palestina Mohammed Dahlan agar tak memicu keberatan dari pimpinan PA di Ramallah.
"Dan untuk memastikan gagasan tersebut mendapat dukungan Arab Saudi," imbuh dia.
Dahlan merupakan anggota Fatah dan mantan kepala pencegahan keamanan di Gaza. Ia juga berperan dalam Fatah Hawks, kelompok pergerakan anak-anak Muda Palestina di Tepi Barat dan Gaza pada 1980-an.
Selain di Mesir, sejumlah pasukan keamanan Palestina juga berlatih di Yordania. Namun, rincian angkanya tak diketahui pasti.
Sumber tersebut menerangkan Mesir dan Yordania berharap pelatihan dan upaya yang mereka lakukan untuk membangun kembali Gaza mendapat dukungan finansial dari negara Teluk.
Di luar itu, perjanjian melatih pasukan Palestina di Mesir dan Yordania berlaku sejak Konferensi Donor Palestina pertama di Oslo pada Desember 1993. Pertemuan ini digelar atas undangan 14 negara selain Uni Eropa, Amerika Serikat, Bank Dunia, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel.
Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab yang menghadiri konferensi tersebut. Pertemuan ini menghasilkan nota kesepahaman berisi kesediaan melatih ribuan polisi Palestina, sebelum dikerahkan ke Gaza dan Jericho dimulai pada 1994. Jumlah atau kelompok pasukan yang menerima pelatihan ini tidak diumumkan.
Sejak perjanjian tersebut, beberapa pasukan PA telah dikirim ke Kairo untuk menghadiri kursus pelatihan keamanan dan militer di Akademi Kepolisian, Akademi Militer, dan Akademi Studi Militer dan Akademi Strategis Tinggi.
Sejak agresi Israel ke Palestina pada Oktober 2023, Mesir juga telah melatih kelompok muda Gaza. Beberapa orang memang menempuh studi di sana, dan yang lain kabur dari daerah tersebut.
Pelatihan ini juga masuk dalam proposal yang diajukan Mesir di Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab pada Maret lalu. Usulan tersebut mencakup pemulihan kembali pemerintahan PA dan bekerja sama dengan Yordania untuk melatih pasukan yang bakal dikerahkan ke Gaza.
Proposal ini juga mengusulkan agar Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan pengerahan pasukan internasional atau pasukan penjaga perdamaian di Gaza dan Tepi Barat.