Tolak Visa, Australia Larang Anggota DPR Israel Masuk Selama 3 Tahun
Australia mencabut dan melarang masuk anggota parlemen Israel dari partai sayap kanan Religious Zionis, Simcha Rothman, selama tiga tahun karena dinilai menyebarkan ujaran kebencian.
Larangan masuk ini dijatuhkan Australia kala relasi Canberra dan Tel Aviv memanas menyusul rencana pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese mengakui secara resmi negara Palestina.
"Jika Anda datang ke Australia untuk menyebarkan pesan kebencian dan perpecahan, kami tidak menginginkan Anda di sini," kata Menteri Urusan Dalam Negeri Australia Tony Burke pada Senin (18/8), dikutip Times of Israel.
Dia lalu berujar, "Australia akan menjadi negara tempat semua orang bisa merasa aman dan nyaman."
Langkah itu juga secara otomatis membatalkan visa Rothman. Dia tak bisa bepergian ke Australia selama tiga tahun. Pembatalan visa ini dikonfirmasi pihak pengundang Asosiasi Yahudi Australia (Australian Jewish Association/AJA).
AJA menyebut visa Rothman dibatalkan beberapa jam sebelum berangkat ke Australia. Mereka lantas mengecam pemerintahan Negeri Kanguru.
"Ini langkah antisemit yang kejam dari pemerintah yang terobsesi menyasar komunitas Yahudi dan Israel," kata ketua AJA Robert Gregory. AJA, lanjut dia, juga telah mengadu ke pemerintahan Trump terkait masalah tersebut.
Rothman dijadwalkan melawat ke Australia dan berkunjung ke sekolah-sekolah serta sinagoge Yahudi di sana. Dia juga berencana bertemu korban gelombang serangan anti semit baru-batu ini. Namun, trip ini gagal usai visa dicabut.
Menanggapi keputusan itu Rothman murka. Ia menyebut langkah Australia sebagai bentuk penyerahan diri terhadap kelompok terorisme.
"Keputusan itu merupakan penyerahan diri ke terorisme dan anti semitisme yang merajalela di Australia," ujar Rothman.
Rothman sangat percaya diri Yayasan Yahudi Australia mengundang dirinya karena pandangan yang mencerminkan masyarakat Israel secara luas.
"Bahwa Hamas telah menunjukkan Israel harus mengalahkannya, dan bahwa negara Palestina menimbulkan bahaya bagi keberadaan Negara Palestina," imbuh dia.
Politikus sayap kanan itu juga menuduh Australia diancam kelompok ekstrem berbasis agama Islam sehingga alih-alih meningkatkan penjagaan, mereka justru menyerah pada teror.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, ikut turun tangan. Ia memutuskan untuk mencabut visa tinggal perwakilan Australia di Otoritas Palestina, selang beberapa jam setelah Canberra mencabut visa Rothman.
Dia juga menginstruksikan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk memeriksa dengan cermat setiap permintaan visa resmi dari Australia yang akan masuk ke Israel.
Saling cabut visa ini menambah ketegangan antara Israel dan Australia. Tel Aviv sebelumnya sempat jengkel ke Canberra lantaran mereka yang hendak mengakui Negara Palestina.
Australia mengikuti langkah Inggris, Prancis, Kanada, yang lebih dulu mengumumkan akan mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pada September mendatang.
(isa/rds)