Rusia Respons soal Wacana Pertemuan Putin, Trump, dan Zelensky

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov buka suara soal wacana pertemuan trilateral antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Lavrov berujar Rusia tidak menolak rencana bilateral maupun trilateral. Namun, ia tak memastikan apakah Putin benar akan menghadiri pertemuan dengan Trump dan Zelensky.

"Kami tidak menolak segala bentuk rencana, baik itu bilateral maupun trilateral," ucap Lavrov menggantung, seperti dikutip CNN, Selasa (19/8).

Lavrov hanya menyampaikan bahwa segala jenis kontak yang melibatkan pejabat tinggi "harus dipersiapkan dengan sangat hati-hati."

Kanselir Jerman Friedrich Merz sebelumnya mengatakan bahwa Putin setuju untuk bertemu dengan Zelensky dalam dua pekan ke depan untuk membicarakan perdamaian.

Merz menyebut persetujuan itu diungkapkan Putin saat bertelepon dengan Trump pada Senin (18/8), beberapa hari setelah bertemu di Alaska.

"Presiden Amerika berbicara dengan Presiden Rusia dan sepakat bahwa akan ada pertemuan antara Presiden Rusia dan Presiden Ukraina dalam dua pekan ke depan," ucap Merz kepada wartawan usai bertemu Trump di Gedung Putih pada Senin waktu AS.

Trump pada Senin juga mengatakan dirinya sudah mulai mengatur pertemuan antara Zelensky dan Putin. Lokasi pertemuan dua pemimpin negara eks Uni Soviet itu disebut sedang dalam pembicaraan.

Menurut Trump, ia akan hadir dan memimpin langsung pertemuan trilateral tersebut.

Rencana pertemuan Putin dan Zelensky ini terjadi usai Trump dan Putin bertemu di Alaska pada 15 Agustus lalu. Trump saat itu mengatakan pertemuannya dengan Putin sangat positif.

Dalam pertemuan tersebut, Putin bahkan mengundang langsung Trump untuk bertandang ke Moskow. Undangan ini disambut baik oleh Trump dan telah dikonfirmasi oleh Lavrov.

Sebelum bertemu Putin, Trump sempat mengatakan bahwa ia ingin mempertemukan Putin dan Zelensky apabila pertemuannya dengan Putin di Alaska berjalan lancar. Ia mendorong rencana tersebut karena ingin segera menyelesaikan perang Rusia vs Ukraina sesuai janji kampanyenya dahulu.