Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai peluang dirinya masuk surga akan lebih besar jika ia berhasil mendamaikan Rusia-Ukraina.
Trump sebelumnya mengutarakan keinginan membantu mengakhiri perang Rusia di Ukraina sebagai bagian dari ambisinya meraih Hadiah Nobel Perdamaian.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Ukraina Borong Senjata AS sampai Australia Tolak Masuk Pejabat Israel |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sambil bergurau kepada wartawan, presiden berusia 79 tahun itu juga penting untuk membantunya lebih mudah masuk surga lantaran ia merasa peluang dirinya saat ini masih kecil.
"Saya ingin mencoba masuk surga jika memungkinkan," ujar Trump dalam wawancara dengan program Fox & Friends di Fox News pada Selasa (19/8).
"Saya dengar kabar saya tidak punya peluang besar, saya benar-benar di posisi terbawah! Tapi kalau saya bisa masuk surga, ini akan menjadi salah satu alasannya," paparnya menambahkan.
Dikutip AFP, secara konvensional, Trump, yang tiga kali menikah dan dua kali menghadapi upaya pemakzulkan sebagai presiden, jauh dari sosok suci.
Miliarder dari Partai Republik itu juga terjerat berbagai skandal selama bertahun-tahun dan menjadi presiden pertama yang divonis hukuman pidana dalam kasus pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.
Namun, sejak selamat dari upaya pembunuhan tahun lalu, Trump semakin sering menampilkan sisi religius. Dalam pelantikan Januari lalu, ia mengatakan telah "diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali."
Didukung kuat basis religius sayap kanan Amerika, Trump kini semakin menekankan simbol-simbol keimanan pada masa jabatan keduanya di Gedung Putih.
Ia bahkan menunjuk penasihat rohani resmi, Paula White, yang memimpin sejumlah doa bersama dengan partisipasi langsung para hadirin yang meletakkan tangan mereka di atas Trump dalam acara di Gedung Putih.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Selasa mengatakan dirinya yakin Trump serius dengan ucapannya mengenai Ukraina.
"Saya pikir presiden memang ingin masuk surga, seperti halnya kita semua di ruangan ini," kata Leavitt.
(rds)