Seorang remaja berusia 17 tahun dijatuhi hukuman 10 tahun penjara setelah terbukti merencanakan pembakaran sebuah masjid di Skotlandia.
Remaja itu ditangkap pada Januari lalu di pintu masuk Islamic Center di Greenock, Inverclyde. Saat itu, ia membawa ransel bergaya militer berisi pistol angin jenis Glock buatan Jerman, peluru, bola baja, kartrid gas, dan kaleng aerosol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir The Guardian, Kamis (21/8), remaja itu dijatuhi hukuman di Pengadilan Tinggi Glasgow setelah mengaku bersalah atas dua dakwaan terorisme, dengan tambahan delapan tahun pengawasan setelah pembebasan.
"Apa yang Anda rencanakan adalah tindakan keji yang dapat digambarkan sebagai kejahatan yang sangat keji, melibatkan kekerasan ekstrem dan kematian massal. Anda bahkan meminta agar serangan Anda disiarkan secara langsung. Perilaku Anda hanya dihentikan oleh penangkapan Anda, saat Anda benar-benar berada di depan pintu pusat tersebut," kata Hakim Lord Arthurson, Kamis (21/8).
Remaja itu mengaku terinspirasi tokoh-tokoh seperti Adolf Hitler, Benito Mussolini, dan pembunuh massal Norwegia Anders Breivik. Ia berencana membakar Islamic Center di Greenock, Inverclyde, setelah berteman dengan imam dan memetakan interior bangunan tersebut di ponselnya.
Jaksa penuntut mengatakan remaja tersebut, yang terpapar radikalisme secara online, mulai merencanakan serangan pada Desember 2024 dan bergabung dengan grup WhatsApp masjid dengan alasan mencari bimbingan. Ia kemudian berhasil mendapatkan kepercayaan imam masjid setelah beberapa kali kunjungan.
Remaja itu memamerkan rencananya untuk membakar pusat tersebut di aplikasi pesan instan Telegram dan kemudian merekam dirinya berjalan-jalan di koridor, termasuk rekaman yang menunjukkan tangannya memegang pistol semi-otomatis.
Sineidin Corrins, wakil jaksa penuntut umum untuk kasus khusus di Kantor Jaksa Agung dan Layanan Jaksa Penuntut Umum, mengatakan rencana keji ini untuk menyerang orang-orang di komunitas lokalnya dipersiapkan dan didorong oleh kebencian rasial dan agama.
"Dan menunjukkan bahwa dia tidak hanya memegang keyakinan neo-Nazi tetapi juga siap bertindak untuk menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan," kata dia.
(dmi/dmi)