Tiga Dekade Renggang, Pakistan-Bangladesh Siap-siap Rujuk

AFP | CNN Indonesia
Minggu, 24 Agu 2025 01:07 WIB
Pakistan dan Bangladesh yang hubungannya merenggang setelah berpisah pada 1971, kini berupaya membangun kembali relasi.
Ilustrasi. Gedung parlemen di Dhaka, Bangladesh. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Pakistan terbang ke Bangladesh pada Sabtu (23/8). Kedua negara ini, yang hubungannya merenggang setelah berpisah pada 1971, kini berupaya membangun kembali relasi di tengah perubahan keseimbangan kekuatan regional.

Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, adalah pejabat senior Pakistan pertama yang mengunjungi Dhaka sejak 2012. Islamabad menyebut kunjungan ini sebagai tonggak penting dalam hubungan Pakistan-Bangladesh.

Kedua negara yang mayoritas penduduknya Muslim tersebut diperkirakan akan menandatangani beberapa perjanjian, besok (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan Dar akan bertemu dengan pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus.

Pakistan dan Bangladesh sendiri sejak tahun lalu telah memulai perdagangan laut tahun lalu dan pada Februari memperluas perdagangan antarpemerintah.

Menteri Perdagangan Pakistan, Jam Kamal Khan, mengadakan pembicaraan di Dhaka pada Kamis, dan ia sepakat untuk membentuk komisi bersama guna meningkatkan perdagangan dan investasi.

Pada Jumat, para komandan militer senior dari kedua negara juga bertemu di Pakistan.

Dipantau India

Para analis mengatakan bahwa India akan mengamati perkembangan ini dengan saksama. India sempat terlibat konflik empat hari dengan Pakistan pada Mei lalu.

Hubungan antara Dhaka dan New Delhi juga memburuk pada Agustus 2024 setelah pemberontakan massal di Bangladesh menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang membuatnya melarikan diri ke India.

"Bangladesh dulunya adalah salah satu mitra terdekat India di kawasan. Kini, mereka menjalin hubungan dengan musuh utama India," ujar Michael Kugelman, seorang analis dari AS, menjelang kunjungan tersebut.

Militer Pakistan dituduh melakukan kekejaman secara luas selama perang tahun 1971, ketika Pakistan Timur memisahkan diri dan membentuk Bangladesh.

Ratusan ribu orang tewas --bahkan Bangladesh memperkirakan hingga jutaan-- dan banyak orang di Dhaka masih menuntut permintaan maaf dari Islamabad atas peristiwa tersebut.

Setelah 1971, Bangladesh sangat bergantung pada India, yang wilayahnya hampir mengelilingi negara berpenduduk 170 juta jiwa itu.

Namun, pemerintah sementara Bangladesh, yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Yunus, kini geram karena India menerima Hasina.

Hingga saat ini Hasina juga masih berada di India dan menolak hadir dalam persidangan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Penggulingan Hasina adalah kemunduran strategis bagi India, dan membaiknya hubungan antara Bangladesh dan Pakistan adalah konsekuensi dari peristiwa itu," kata Thomas Kean dari International Crisis Group.

Bulan ini, Dhaka menuduh India mendukung partai Liga Awami pimpinan Hasina yang kini telah dilarang.

Namun, New Delhi membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa India tidak mengizinkan kegiatan politik melawan negara lain dilakukan dari wilayahnya.

(vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER