Digigit Anjing, Gadis 6 Tahun Asal Indonesia Meninggal di Malaysia
Seorang anak perempuan berusia enam tahun asal Indonesia meninggal dunia akibat rabies di Bintulu, Sarawak, Malaysia.
Kabar meninggalnya bocah asal Indonesia itu disampaikan Direktur Dinas Kesehatan Sarawak, Dr Veronica Lugah.
Dalam keterangannya, Veronica menjelaskan korban yang tinggal bersama keluarganya di sebuah perkebunan mulai menunjukkan gejala pada 31 Juli. Gejala yang dialami antara lain sakit kepala, demam, nyeri leher, dan hilang nafsu makan.
"Korban dirawat di RS Bintulu pada 3 Agustus, di mana ia mengalami halusinasi, takut air (hidrofobia), takut angin (aerofobia), dan hipersalivasi. Ia meninggal dunia pada keesokan harinya," kata Veronica dikutip dari Malaymail.
Investigasi menunjukkan korban sebelumnya digigit anjing liar pada 16 Juli di sekitar rumahnya. Anjing tersebut kemudian ditangkap dan dinyatakan positif rabies oleh Dinas Layanan Veteriner Sarawak.
Veronica menuturkan kasus ini merupakan kasus rabies manusia kedua yang dilaporkan di Sarawak pada tahun ini.
"Sejak wabah rabies diumumkan pada Juli 2017, total terdapat 85 kasus rabies manusia di Sarawak, dengan 78 di antaranya meninggal dunia atau tingkat fatalitas mencapai 91,7 persen," ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah dua kasus tahun ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat lima kasus.
Dinas Kesehatan Sarawak mencatat sepanjang 1 Januari hingga 16 Agustus 2025 terdapat 12.359 insiden gigitan hewan, rata-rata 374 kasus per pekan. Dari jumlah itu, 59,41 persen melibatkan gigitan atau cakaran kucing, 39,35 persen anjing, dan 1,24 persen hewan lain.
Sebanyak 67,5 persen kasus melibatkan hewan peliharaan, sementara 32,5 persen sisanya terkait hewan liar. Sejak 2017, Sarawak telah mencatat lebih dari 65 ribu gigitan anjing, 60.550 kasus terkait kucing, dan hampir 2 ribu gigitan hewan lainnya.
Dr Veronica mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan kontak dengan hewan liar serta segera mencuci luka gigitan atau cakaran dengan sabun di bawah air mengalir selama minimal 15 menit sebelum mendapatkan perawatan di klinik pasca-gigitan terdekat.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menyentuh hewan mati tanpa sebab yang jelas dan menekankan pentingnya vaksinasi anti-rabies tahunan bagi seluruh anjing dan kucing peliharaan.
"Orang tua harus mengingatkan anak-anak agar menjauhi hewan yang berpotensi membawa rabies. Kerja sama masyarakat sangat penting untuk memastikan langkah pencegahan dan pengendalian berjalan efektif," kata Veronica.
Menurutnya, Dinas Kesehatan Sarawak akan terus meningkatkan upaya menekan penyebaran rabies pada manusia.
(zdm/sry)