Cucu tokoh anti-apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela, mengatakan bakal bergabung dengan para aktivis pro-Palestina yang berupaya mendobrak blokade laut Israel di Gaza dengan sebuah kapal bantuan dari Tunisia.
Mandla Mandela mengungkapkan ia memahami rasanya hidup di bawah pendudukan. Sehingga, hal itu menjadi alasan di balik keputusannya ikut dengan aktivis pro-Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai delegasi Afrika Selatan, kami secara khusus memilih bergabung dengan Armada Sumud Global di Tunisia dari sudut pandang Afrika untuk menyatakan: Afrika bagian dari perjuangan ini," ujar Mandela seperti diberitakan AFP, Jumat (5/9).
"Sebagai orang Afrika, kami sangat memahami arti hidup di bawah pendudukan, di bawah penindasan," ujarnya.
Awalnya, keberangkatan dijadwalkan Kamis (4/9). Namun, rencana itu ditunda karena cuaca buruk, dan penyelenggara belum mengonfirmasi tempat dan waktu keberangkatan.
Penyelenggara mengatakan sekitar 100 aktivis telah mendaftar untuk bergabung dengan armada dari Tunisia.
Mereka juga memastikan Armada Sumud Maghreb akan berlayar pada Minggu (7/9) memiliki tujuan bergabung dengan kapal-kapal lain menuju Gaza yang telah berangkat dari Spanyol dan Italia.
Armada-armada tersebut diperkirakan tiba di Gaza pertengahan September dan terjadi setelah Israel memblokir dua upaya aktivis mengirimkan bantuan ke wilayah Palestina yang hancur itu dengan kapal pada Juni dan Juli 2025.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan bencana kelaparan di Gaza dan memperingatkan bahwa 500.000 orang menghadapi kondisi "bencana."
Perang tersebut dipicu serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.219 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi.
Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 63.459 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.
(afp/chri)