Karena kecakapannya dengan dunia digital, Carlo dijuluki influencer Tuhan. Julukan ini diberikan oleh Paus Fransiskus karena keterampilannya menggunakan komputer untuk menyebarkan kesadaran akan iman Katolik.
Ia membuat situs web untuk mendokumentasikan laporan mukjizat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Carlo juga dilaporkan pernah menyembuhkan anak laki-laki Brasil yang cacat dari lahir. Anak yang tidak bisa makan secara normal tersebut dilaporkan sembuh setelah sang ibu berdoa pada Carlo agar anaknya pulih.
Menurut banyak umat, aktivitas Carlo semasa hidupnya telah menyentuh banyak anak muda Katolik.
"Saya merasa memiliki hubungan yang lebih dekat dengannya karena saya lahir pada tahun kematiannya," kata Gary Friesen dari Kanada.
"Dia sangat bersemangat dengan internet, media sosial, dan situs web untuk penginjilan. Saya juga punya hobi yang sama dengannya, dan di Instagram saya berusaha menyebarkan Injil sebaik mungkin."
Di usianya yang masih belia, Carlo mengidap leukemia dan dinyatakan meninggal dunia pada usia 15 tahun.
Belasan tahun usai kematiannya, jenazah Carlo digali lalu dibungkus lilin sehingga menyerupai dirinya semasa hidup. Ia ditempatkan di dalam sarkofagus kaca di Gereja Santa Maria Maggiore, Assisi.
Sebuah fragmen jantungnya diambil sebagai relik dan dipajang di berbagai negara di seluruh dunia. Pada akhir Juli sampai awal Agustus 2025, relik dipajang di Gereja San Marcello al Corso, dalam sebuah acara remaja di Roma.
(bac/blq/bac)