Serangan udara Israel menghantam ibu kota Qatar, Doha, pada hari Selasa (9/9), menargetkan para pejabat senior Hamas yang berkumpul untuk membahas proposal gencatan senjata AS terbaru untuk Gaza.
Beberapa ledakan terdengar di seluruh kota, dengan asap terlihat mengepul di atas distrik Katara. Menurut laporan media, sekitar 12 serangan udara menghantam bangunan tempat tinggal.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan serangan itu, menyatakan bahwa mereka menargetkan kepemimpinan senior Hamas. Namun, tidak ada konfirmasi segera tentang siapa yang terkena atau kondisi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah sumber senior Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delegasi negosiasi gerakan Palestina, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
Sejumlah gambar yang tersebar di media sosial memperlihatkan asap membumbung tinggi di sejumlah titik di Doha. Al Jazeera juga melaporkan hal serupa. Seperti dikutip AFP, militer Israel membenarkan serangan Udara ke Doha.
Melalui pernyataan tertulis, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan pemimpin senior Hamas tanpa menyebutkan identitasnya.
Dalam 24 jam terakhir, serangan yang diduga dilakukan oleh Israel dilaporkan terjadi di lima negara Arab, termasuk Lebanon, Suriah, Qatar, Palestina, dan Tunisia.
Meskipun Israel telah menyerang sejumlah negara Arab dan Muslim di kawasan itu dalam beberapa pekan dan bulan terakhir, serangan pada hari Selasa ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Hingga saat ini, Israel belum pernah menyerang negara Dewan Kerjasama Teluk (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrain, dan Oman). Negara-negara Teluk ini memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat, mitra terdekat Israel di kancah internasional.
Qatar adalah tuan rumah bagi salah satu pangkalan terpenting Washington di kawasan itu: pangkalan udara al-Udeid. Pangkalan ini menampung lebih dari 8.000 personel Amerika, dan merupakan markas regional Komando Pusat AS.
(wiw)