Jejak Kontroversi Charlie Kirk, Loyalis Trump yang Tewas Ditembak

CNN Indonesia
Jumat, 12 Sep 2025 07:56 WIB
Aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden AS Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak saat membahas soal penembakan massal di Universitas Utah Valley.
Aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden AS Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak saat membahas soal penembakan massal di Universitas Utah Valley. (Foto: via REUTERS/Trent Nelson/The Salt Lake Tribu)

Hak Sipil

Dalam sebuah konferensi politik Desember 2023 yang diselenggarakan Turning Point USA, organisasinya sendiri, majalah Wired melaporkan bahwa Kirk mengecam Martin Luther King Jr. dengan menyebutnya sosok yang "buruk" dan "bukan orang baik".

Tak hanya menyindir mendiang aktivis hak sipil kaum kulit hitam itu, Kirk juga menentang Undang-Undang Hak Sipil 1965 yang melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan asal negara, serta melarang segregasi.

"Saya punya pandangan yang sangat radikal soal ini, tapi saya bisa membelanya dan sudah lama memikirkannya," kata Kirk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita membuat kesalahan besar ketika meloloskan Undang-Undang Hak Sipil pada 1960-an."

Kirk berargumen bahwa undang-undang tersebut justru melahirkan birokrasi "permanen" yang bertujuan mendorong keragaman, kesetaraan, dan inklusi.

Penganut teori konspirasi & white supremacy

Di masa puncak pandemi Covid-19, Kirk kerap menyebarkan teori konspirasi di media sosial dan sempat diblokir sementara dari platform X (yang saat itu dikenal sebagai Twitter) karena menyebarkan informasi keliru.

Pada Maret 2020, ia menulis tentang "virus China", sebuah frasa yang kemudian diadopsi oleh Presiden Donald Trump yang saat itu masih menjabat periode pertama.

Dikutip CBC, pada Desember tahun yang sama, gala akhir tahun Turning Point USA tetap digelar di Florida meski masih ada upaya pembatasan Covid-19 dari pemerintah negara bagian.

Ia juga pernah membandingkan kewajiban vaksinasi pandemi dengan sistem apartheid dalam wawancara bersama Tucker Carlson tahun 2021.

Dalam unggahan Instagram Februari 2024, Kirk merujuk pada teori konspirasi "great replacement" (yang telah banyak dibantah), dengan menyebut imigran tanpa dokumen datang ke AS untuk menggantikan warga kulit putih Amerika.

Senang jadi viral

Dalam episode The Charlie Kirk Show pada 12 Oktober 2022, Kirk membahas bagaimana mantan presiden Bill Clinton menggunakan empati dan simpati sebagai strategi politik. Di sela pembahasan, Kirk justru menyinggung istilah empati.

"Saya sebenarnya tidak tahan dengan kata empati. Menurut saya, empati adalah istilah new age yang dibuat-buat dan justru banyak menimbulkan kerusakan."

Meski begitu, para pengagumnya menekankan bahwa di balik retorika konfrontatifnya, Kirk sangat menyukai perdebatan dan pertukaran ide secara bebas.

Karena itu, tak mengejutkan ketika ia memilih merayakan sindiran terbaru dari South Park di Comedy Central sebagai pembuktian "dominan budaya viral kita."

"Kita harus punya jiwa besar untuk bisa menerima ketika ditertawakan," ujarnya di YouTube terkait episode 6 Agustus yang menampilkan debat ala "Prove Me Wrong" bersama tokoh Eric Cartman yang diparodikan menyerupai dirinya.

"Ini semua adalah keberhasilan, ini semua kemenangan," lanjut Kirk di kanal YouTube populernya.

"Kita sebagai kaum konservatif punya kulit tebal, bukan kulit tipis. Silakan saja menertawakan kami, itu tidak masalah."

(rds/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER