Banjir bandang imbas hujan lebat yang mengguyur wilayah ibu kota Tokyo, Jepang, pada Kamis (11/9) menewaskan seorang pekerja di terminal kontainer.
Aliran udara hangat dan lembap yang bertemu dengan intensitas hujan musim gugur yang tinggi memicu kondisi atmosfer yang tidak stabil. Kondisi ini lantas memicu hujan badai petir hebat dalam waktu singkat di ibu kota Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Distrik Meguro, Tokyo pusat, tercatat curah hujan mencapai 134,0 milimeter dalam satu jam hingga pukul 15.20 waktu setempat, menurut pemerintah metropolitan Tokyo.
"Biasanya dasar sungai terlihat jelas, tapi sekarang permukaan air meningkat hampir empat kali lipat dari normal," ujar seorang siswa SMA berusia 16 tahun saat menyaksikan meluapnya Sungai Megurogawa di distrik tersebut.
Dikutip Asahi Shimbun, Badan Meteorologi Jepang mencatat curah hujan lebat juga terjadi di Distrik Setagaya (92,0 mm), Distrik Ota (88,5 mm), serta Distrik Kohoku di Yokohama (70,5 mm) dalam satu jam pada siang hari.
Pemerintah Metropolitan Tokyo menuturkan sejumlah sungai meluap di Distrik Setagaya dan Shinagawa, sehingga kantor distrik sempat mengeluarkan peringatan evakuasi Level 5, level tertinggi untuk bencana.
Di Distrik Ota, seorang operator alat berat tewas tertimpa kontainer penyimpanan yang roboh di sebuah terminal, menurut Kepolisian Metropolitan Tokyo dan Dinas Pemadam Kebakaran Tokyo. Polisi menduga hujan deras dan angin kencang menyebabkan kontainer tersebut terguling.
Seorang pekerja lainnya mengalami luka di bagian dada dalam kecelakaan itu, namun masih sadar.
Di Tachikawa, Tokyo barat, warga melaporkan kebakaran di sebuah apartemen akibat sambaran petir di lantai dua. Seorang wanita berusia 90-an tahun dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup asap, namun kondisinya sadar.
Kementerian Transportasi menyatakan lepas landas dan pendaratan di Bandara Haneda, Distrik Ota, dihentikan sementara karena badai petir.
Sementara itu, banjir bandang yang menerjang ibu kota ini juga sampai membuat maskapai Japan Airlines membatalkan 34 penerbangan hingga pukul 19.30 pada 11 September, sementara All Nippon Airways membatalkan 31 penerbangan hingga pukul 18.00.
Layanan kereta cepat Tokaido Shinkansen juga sempat dihentikan sementara antara Tokyo dan Mishima, Prefektur Shizuoka.
(rds)