Netanyahu: Menyingkirkan Pemimpin Hamas Bakal Akhiri Perang di Gaza

CNN Indonesia
Minggu, 14 Sep 2025 05:10 WIB
Perdana Menteri Israel Netanyahu menyatakan bahwa menghapus pemimpin Hamas akan mengakhiri perang di Gaza. Gencatan senjata masih sulit dicapai.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa menyingkirkan para pemimpin Hamas akan mengakhiri perang di Gaza, Palestina. (via REUTERS/ABIR SULTAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa menyingkirkan para pemimpin Hamas akan mengakhiri perang di Gaza, Palestina.

"Para pemimpin teroris Hamas yang tinggal di Qatar tidak peduli dengan rakyat di Gaza. Mereka memblokir semua upaya gencatan senjata untuk memperpanjang perang tanpa henti," kata Netanyahu di X, Sabtu (13/9), dikutip dari AFP.

"Menyingkirkan mereka akan menyingkirkan hambatan utama untuk membebaskan semua sandera kita dan mengakhiri perang," ujarnya menambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Netanyahu ini muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri Marco Rubio bahwa meskipun Presiden Donald Trump "tidak senang" dengan serangan Qatar, aliansi AS-Israel tidak akan terpengaruh.

"Ini tidak akan mengubah sifat hubungan kita dengan Israel, tetapi kita harus membicarakannya -- terutama, apa dampaknya," ujar Rubio.

Sementara itu kelompok utama Israel yang mendesak pembebasan tawanan di Gaza mengatakan justru Netanyahu yang merupakan hambatan untuk mengakhiri perang dan membebaskan para korban penculikan.

"Operasi tertarget di Qatar membuktikan tanpa keraguan bahwa ada satu hambatan untuk memulangkan ... para sandera dan mengakhiri perang: Perdana Menteri Netanyahu. Setiap kali kesepakatan mendekat, Netanyahu menyabotasenya," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

Israel melancarkan serangan pada Selasa (9/9) yang menargetkan kepemimpinan kelompok Hamas di Doha, Qatar. Serangan tersebut memicu kecaman luas dari berbagai negara.

Trump sendiri menyatakan ketidaksenangannya terhadap Israel, menyebut serangan itu sebagai tindakan sepihak yang tidak menguntungkan kepentingan AS maupun Israel.

Serangan itu menewaskan lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar, yang saat itu sedang berdiskusi tentang kesepakatan baru yang diajukan AS untuk mengakhiri perang di Gaza.

Di sisi lain, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dengan suara mayoritas mendukung resolusi tidak mengikat pada Jumat (12/9) yang mengadvokasi solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.

Resolusi ini disahkan beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gagasan pembentukan negara Palestina.

Dari 193 negara anggota PBB, 142 negara mendukung Deklarasi New York tersebut, 10 menentang, dan 12 lainnya memilih abstain. Resolusi yang diajukan oleh Prancis dan Arab Saudi ini mendukung pengakuan atas negara Palestina yang merdeka dan memproyeksikan solusi dua negara.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 64.000 warga Palestina telah tewas dalam konflik ini. Qatar dikenal sebagai mediator utama dalam negosiasi untuk mengakhiri perang tersebut.

(fra/afp/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER