Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada 11 Agustus juga menyatakan akan mengikuti langkah negara-negara sekutu untuk mengakui Palestina di SMU PBB pada September.
Karenanya, pada pemungutan suara Jumat, Australia berdiri bersama 141 negara lainnya dalam mendukung Deklarasi New York.
"Australia akan mengakui Negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB ke-80 pada September, untuk berkontribusi pada momentum internasional menuju solusi dua negara, gencatan senjata di Gaza, dan pembebasan para tawanan," kata Albanese pada 11 Agustus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2 September, Belgia ikut mengumumkan akan mengakui kemerdekaan Palestina di SMU PBB.
Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot saat itu mengatakan keputusan ini diambil menyusul bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina belakangan ini, khususnya di Jalur Gaza. Langkah ini juga diambil karena mempertimbangkan kewajiban internasional, termasuk kewajiban untuk mencegah risiko genosida.
Seiring dengan ini, Belgia ikut bersama negara-negara yang mendukung Deklarasi New York.
Malta juga termasuk di antara negara yang baru mendukung kemerdekaan Palestina.
Perdana Menteri Malta Robert Abela pada 29 Juli telah menyatakan akan mengakui Palestina di SMU PBB.
"Posisi negara kami mencerminkan komitmen kami untuk menemukan solusi demi perdamaian abadi di Timur Tengah," kata Abela dalam unggahan Facebook.
Pada resolusi 67/19, Malta memilih abstain terkait keanggotaan Palestina sebagai negara pengamat. Oleh karena itu, posisi Malta saat ini selaras dengan keputusan pemerintah Abela mendukung kemerdekaan Palestina.
Portugal juga jadi salah satu negara yang baru mendukung Palestina merdeka.
Hal ini seiring dengan pernyataan Kantor Perdana Menteri Portugal Luis Montenegro pada 31 Juli bahwa negaranya akan mengakui kemerdekaan Palestina pada September ini.
Portugal sebetulnya sejak lama mendukung resolusi-resolusi terkait Palestina. Namun, saat itu Portugal belum mengambil langkah tegas untuk mengakui negara Palestina.
Jerman secara mengejutkan termasuk di antara negara yang mendukung Deklarasi New York. Dalam resolusi-resolusi sebelumnya, Jerman biasanya abstain karena khawatir hubungannya dengan Israel akan berdampak.
Namun, dalam resolusi kali ini, Jerman 'mengkhianati' Israel dengan ikut mendukung rencana solusi dua negara, yang sangat ditentang Negeri Zionis.
Suara dukungan Jerman sendiri dikabarkan terlambat diberikan. Meski mendukung Deklarasi New York, Berlin tidak berencana mengakui kemerdekaan Palestina seperti Prancis dkk.
Selain itu, sikap Jerman tentang "hak kembali" bagi pengungsi Palestina, yang ada pada resolusi, tetap tidak berubah. Jerman menegaskan bahwa hak semacam itu harus dinegosiasikan.
(blq/dna)