Rusia-Belarus Latihan Simulasi Serangan Nuklir, Negara NATO Panik
Rusia dan Belarus menggelar simulasi serangan nuklir yang membuat salah satu negara anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ketar-ketir.
Kementerian Luar Negeri Belarus menyatakan latihan bertajuk Zapad 2025 berlangsung pada 12-16 September.
"[Latihan ini mencakup] perencanaan dan pemeriksaan potensi penggunaan senjata nuklir non-strategis serta evaluasi dan penyebaran sistem rudal bergerak Oreshnik," kata Jenderal Belarus Pavel Muraveiko, dikutip the Moskow Times, Selasa (16/9).
Oreshnik merupakan rudal balistik hipersonik. Rusia pertama kali memamerkan peluru kendali ini pada November lalu dan digunakan untuk menyerang Ukraina.
Presiden Aleksander Lukashenko kemudian meminta Rusia untuk menempatkan sistem rudal tersebut di Belarus dengan alasan ancaman dari negara-negara anggota NATO.
Lebih lanjut, Muraveiko mengatakan pasukan Rusia berbagi pengalaman dan pelajaran saat perang dengan Ukraina, terutama dalam perang drone dan pertempuran perkotaan.
Latihan tersebut juga mencakup pelatihan untuk menyerang daerah berpenduduk dan melawan "kelompok bersenjata ilegal."
Para pejabat Belarus mengatakan latihan militer ini akan dikurangi skalanya dan akan digelar di dalam negeri. Sekitar 13.000 tentara dilaporkan akan berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin, mengklaim 100.000 tentara berpartisipasi dalam latihan tersebut.
India mengirim 65 tentara. Menurut laporan, Iran, Bangladesh, serta Burkina Faso, Kongo, dan Mali juga mengirim tentara ke latihan tersebut.
Selain itu, Belarus mengundang pengamat dari sembilan negara NATO dan negara-negara lain "demi keterbukaan dan transparansi."
Latihan tersebut dilakukan saat hubungan NATO dan Rusia tegang. Ketegangan itu dipicu setelah Polandia mengeklaim pasukan Putin meluncurkan drone ke negara tersebut.
Perdana Menteri Polandia, anggota NATO, Donald Tusk sempat mengatakan serangan drone itu disengaja.
Dia juga menggambarkan Zapad-2025 sangat agresif dan memperingatkan latihan tersebut dilakukan "sangat dekat" dengan perbatasan Polandia.
(isa/bac)