Kementerian Luar Negeri Indonesia buka suara momen mikrofon mati saat Presiden Prabowo Subianto masih menyampaikan pidato dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) terkait solusi dua negara di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (23/9).
Dalam pernyataan tertulis kepada awak media, Direktur Informasi Media Kemlu Hartyo Harkomoyo (Yoyok) menyebut ada aturan terkait waktu bagi setiap kepala negara yang menyampaikan pidato.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkaitan dengan pidato pada pertemuan di atas, terdapat rule of procedure [aturan prosedur] bahwa setiap negara mendapat kesempatan 5 menit," kata Yoyok pada Selasa.
Dia lalu berkata, "Apabila pidato lebih dari 5 menit maka mic akan dimatikan. Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan."
Lebih lanjut, Yoyok menyatakan meski mikrofon dimatikan, pidato Prabowo masih jelas terdengar oleh para delegasi di General Assembly Hall.
Momen mikrofon mati terjadi saat Prabowo tampak masih menyampaikan pendapatnya di forum tersebut.
Prabowo menyampaikan pidato dengan durasi total sekitar enam menit 10 detik. Namun sekitar satu menit terakhir saat menegaskan desakan RI soal bencana kemanusiaan di Gaza, mikrofon Prabowo sempat mati.
"Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan," kata Prabowo.
"Kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia. Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian," imbuh dia.
Setelah itu, mikrofon tersebut mati saat Prabowo masih menyampaikan pemaparan selama beberapa saat. Tampak petugas protokol yang juga mendekat ke mimbar, di akhir pidato Prabowo.
Mikrofon kembali terdengar menyala saat Prabowo hendak mengakhiri pidatonya.
"Terima kasih banyak. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak," kata dia.
TT mengenai Palestina dan solusi dua negara adalah rangkaian Sidang Majelis Umum Ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang diselenggarakan di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.
KTT itu diinisiasi oleh Prancis dan Arab Saudi, yang masing-masing diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
(isa/bac)