Viral Agen FBI Berlutut Tangani Demo George Floyd 2020, Kini Dipecat

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Sep 2025 13:50 WIB
Biro Investigasi Federal (FBI) memecat 20 agen termasuk mereka yang viral berlutut saat menangani demonstran terkait kematian George Floyd pada 2020 lalu. (AFP/Yuri Gripas)
Jakarta, CNN Indonesia --

Biro Investigasi Federal (FBI) memecat 20 agen termasuk mereka yang fotonya viral saat berlutut sebagai cara menangani demonstran terkait kematian George Floyd pada 2020 lalu.

Foto para agen FBI berlutut beredar luas di media sosial dan menjadi ikon protes di Amerika Serikat.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan gelombang pemecatan itu terjadi usai peninjauan divisi inspeksi FBI dan rekomendasi kantor penasihat umum biro, demikian dikutip CNN, Jumat (26/9).

FBI menolak mengomentari pemecatan ini. Namun, asosiasi agen FBI mengatakan pemecatan tersebut melanggar hak proses hukum para agen. Mereka juga mengkritik kepemimpinan Kash Patel.

"Pola tindakan baru Patel yang berbahaya melemahkan Biro karena menghilangkan keahlian yang berharga dan merusak kepercayaan antara pimpinan dan tenaga kerja, serta mempersulit perekrutan dan mempertahankan agen yang terampil-yang pada akhirnya menempatkan negara kita pada risiko yang lebih besar," demikian menurut asosiasi itu.

Foto para agen FBI itu berlutut bermula ketika mereka mendapat tugas untuk menangani demonstran. Presiden saat itu, Trump meminta Jaksa Agung Bill Bar untuk mengendalikan jalan-jalan.

Bar lalu menginstruksikan FBI dan lembaga lain untuk mengerahkan agen demi mengendalikan massa serta melindungi gedung federal.

Kepala biro dan mantan pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan banyak agen FBI tak terlatih mengendalikan massa. Pengerahan mereka menghadapi demonstran juga bisa menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang mematikan. Pimpinan FBI saat itu menentang Bar, tetapi akhirnya mengalah.

Beberapa agen pada waktu itu memutuskan untuk berlutut sebagai cara meredakan ketegangan. Cara ini berhasil dan demo pun berlalu.

Foto mereka viral di media sosial dan memicu beragam reaksi. Para pejabat tinggi di bawah mantan Direktur FBI Christopher Wrat meninjau peristiwa itu dan memutuskan tak ada pelanggaran kebijakan.

Namun, awal tahun ini para pejabat FBI memutuskan mengevaluasi kembali insiden tersebut. Para agen yang terlibat dipindahkan dari posisi yang dijabat atau dalam dengan kata lain dianggap sebagai penurunan pangkat.

Di luar itu, FBI saat ini gencar membasmi tindakan yang dianggap bertolak belakang dengan keinginan atau prinsip Presiden saat ini Donald Trump.

Pada Januari, Kementerian Kehakiman juga menyatakan bakal meninjau perilaku lebih dari 1.500 agen terkait kasus yang tak disukai Trump.

(isa/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK