Jakarta, CNN Indonesia --
Pendirian negara Israel yang diproklamasikan pada 1948 merupakan kelanjutan dari Deklarasi Balfour pada 1917.
Deklarasi itu merupakan pernyataan dukungan Inggris terhadap "pembentukan Israel sebagai rumah nasional bagi orang-orang Yahudi."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penegasan itu disampaikan dalam sebuah surat tertanggal 2 November 1917, dari Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour kepada Lionel Walter Rothschild, seorang pemimpin komunitas Anglo-Yahudi di Inggris seperti dikutip dari situs Britannica.
Deklarasi Balfour, yang dikeluarkan melalui upaya berkelanjutan dari para pemimpin Zionis di London Chaim Weizmann dan Nahum Sokolow. Deklarasi tersebut secara khusus menetapkan bahwa "tidak boleh ada tindakan yang dapat merugikan hak-hak sipil dan agama komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina."
Namun, dokumen tersebut tidak menyebutkan apa pun tentang hak-hak politik atau nasional komunitas-komunitas ini dan tidak menyebut nama mereka.
Meski demikian, deklarasi tersebut telah membangkitkan harapan yang antusias di kalangan Zionis untuk membentuk negara baru, yang kemudian menjadi Israel tanpa memandang komunitas Arab yang sudah lebih dulu ada.
Siapa Arthur James Balfour, bersambung ke halaman berikutnya...
Situs sejarah Inggris, gov.uk menuliskan bahwa Arthur James Balfour adalah politikus yang pernah menjabat sebagai PM dan Menlu Inggris.
Minat awalnya bukanlah politik. Ia menikmati musik dan puisi. Balfour awalnya dikenal sebagai filsuf ternama, dengan karyanya 'A Defence of Philosophic Doubt', 'The Foundations of Belief', dan 'Theism and Humanism'.
Pada tahun 1874, ia terpilih sebagai Anggota Parlemen Konservatif untuk Hertford. Empat tahun kemudian, ia menjadi sekretaris pribadi Robert Gascoyne-Cecil, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan Benjamin Disraeli.
Balfour berasal dari keluarga bangsawan dengan gelar Earl of Balfour ke-1 kelahiran 25 Juli 1848 dan meninggal pada 19 Maret 1930). Ia menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 1902 hingga 1905 dan sebagai menteri luar negeri dari tahun 1916 hingga 1919.
Britannica menulis "ia mungkin paling diingat karena pernyataan Perang Dunia I-nya (pernyataan Deklarasi Balfour) yang menyatakan persetujuan resmi Inggris terhadap Zionisme".
Britannica dengan tegas menuliskan, tindakan terpentingnya terjadi pada tanggal 2 November 1917. Atas dorongan para pemimpin Zionis Chaim Weizmann dan Nahum Sokolow, ia menulis surat terbuka kepada Baron Rothschild, kepala cabang Inggris dari keluarga perbankan Yahudi, sebuah surat yang berisi apa yang disebut Deklarasi Balfour.
Balfour telah bertemu dan terkesan oleh Weizmann pada tahun 1906 dan setidaknya pada April 1917 telah secara pribadi mengidentifikasi dirinya sebagai pendukung Zionisme.
Dengan Deklarasi Balfour, pemerintah Inggris juga berharap untuk menggalang opini Yahudi, terutama di Amerika Serikat, ke pihak sekutu selama Perang Dunia I.
Deklarasi tersebut, yang menjanjikan bantuan Inggris kepada Zionis untuk mendirikan rumah bagi kaum Yahudi sedunia di Palestina. Hal ini menjadi dorongan besar berdirinya negara Israel.