Kenapa Nihil Negara Bantu Flotilla dari Israel di Laut Internasional?

CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2025 06:46 WIB
Detik-detik aktivis di armada Global Sumud Flotilla dicegat Israel di perairan internasional. Foto: REUTERS/GLOBAL SUMUD FLOTILLA
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel membajak dan menangkap ratusan aktivis dari kapal-kapal yang tergabung dalam armada Global Sumud Flotilla (GSF) membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pembajakan dan penangkapan itu terjadi di perairan internasional saat kapal-kapal mendekati perairan Gaza pada Rabu (1/10) malam.

Juru bicara GSF Saif Abukeshek mengatakan Israel menculik 201 orang dari kapal-kapal yang hendak mengantar bantuan kemanusiaan ke Gaza. Salah satu yang dibawa Israel adalah aktivis asal Swedia Greta Thunberg dan 12 warga Malaysia.

Sejauh ini belum ada negara-negara yang bersedia mengirim bantuan untuk membantu para aktivis yang diculik Israel di perairan internasional tersebut. Mengapa demikian?

Sebelum armada GSF kian mendekati Gaza, Kementerian Pertahanan Italia menyatakan kapal fregat yang dikerahkan untuk mengawal armada GSF memutuskan berhenti. Ketika itu, kapal berada di 278 km dari perairan Gaza.

Menteri Pertahanan Italia Guido Cresetto juga menduga kapal-kapal GSF akan dicegat di laut lepas dan para aktivis bakal ditangkap.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni lantas meminta armada itu untuk berhenti berlayar. Misi bantuan tersebut, lanjut dia, bisa merusak proposal gencatan senjata yang diusulkan pemerintahan Donald Trump.

Namun, Global Sumud Flotilla menegaskan untuk terus berlayar. Keputusan Italia kemungkinan diambil untuk menghindari konfrontasi dengan Israel menyusul posisi kapal yang kian dekat.

"[Kapal Italia] mengawal kami sampai ke titik bahaya dan kemudian mencoba memisahkan kami, membawa kami kembali ke pantai dengan tangan kosong, sementara Israel terus membantai dan membuat rakyat Palestina kelaparan tanpa hukuman apa pun," demikian pernyataan GSF beberapa hari lalu, dikutip ABC Net.

Setelah kapal-kapal GSF dibajak dan para relawan diculik Israel, komunitas internasional ramai-ramai mengecam pasukan Zionis.

Pemerintah dari negara yang warganya diculik sibuk meminta Israel melepaskan orang-orang itu dan berusaha memanfaatkan saluran diplomatik. Misalnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

"Tim saya dan saya aktif menghubungi pihak berkepentingan termasuk menggunakan saluran diplomatik untuk memastikan relawan dan aktivis Malaysia, ASEAN segera dibebaskan," tulis Anwar di Instagram pada Kamis (2/10).

Malaysia, kata dia, juga akan mengambil tindakan sesuai hukum atas tindakan keji Israel.

Anwar juga telah meminta bantuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi untuk membantu membebaskan warga negaranya yang ditahan Israel.

Selain itu, Anwar meminta otoritas Amerika Serikat untuk campur tangan dan segera bertindak agar para relawan yang ditahan Israel cepat dibebaskan.

Prancis yang warganya ikut ditahan juga meminta Israel memberi akses kekonsuleran dan mengizinkan mereka kembali ke negara pemilik Menara Eiffel ini.

Sementara itu, legislator Amerika Serikat dari partai Demokrat mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan demi melindungi armada GSF, demikian dikutip Al Jazeera.

(isa/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK