China Makin Gencar Dorong Komersialisasi Teknologi Pengawasan

CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2025 04:58 WIB
China disebut tengah kembangkan ekosistem pengawasan dan komunikasi, padukan kontrol negara dan komersial.
Ilustrasi bendera China. Foto: istockphoto/ Rawpixel
Jakarta, CNN Indonesia --

Di balik kebangkitan ekonomi dan keunggulan teknologinya, China juga mengembangkan ekosistem pengawasan dan komunikasi publik yang memadukan unsur kontrol negara dengan kepentingan komersial.

Partai Komunis China (PKC), yang sejak lama dikenal mengatur arus informasi, kini melibatkan sektor swasta dalam membangun infrastruktur digital yang berorientasi pada keamanan sekaligus komersialisasi.

Peristiwa bocornya lebih dari 500GB dokumen internal dari Geedge Networks dan GoLaxy mengungkap ambisi global kompleks industri-pengawasan China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua perusahaan tersebut tidak hanya melayani negara, tetapi juga bersaing merebut kontrak, berinovasi, dan mengekspor represi sebagai produk. Kebijakan PKC melahirkan kelas baru otoritarianisme teknologi: wirausahawan sensor, insinyur propaganda, dan pedagang rasa takut.

Geedge Networks, yang sebelumnya dipasarkan sebagai penyedia keamanan siber, ternyata menjadi arsitek utama infrastruktur sensor China.

Produk andalannya, Tiangou Secure Gateway, adalah firewall siap pakai yang mampu memblokir VPN, melakukan fingerprinting perangkat, hingga analisis metadata. Sistem ini bahkan memiliki kontrol akses berbasis "reputasi" - fitur ala-Orwell yang memberi peringkat pada pengguna berdasarkan perilaku dan membatasi hak internet mereka.

Dashboard Geedge memungkinkan pejabat non-teknis memantau lokasi, aplikasi, dan aktivitas jaringan pengguna secara real-time.

Visi kontrol PKC kini tidak terbatas pada lembaga negara, melainkan sudah tertanam dalam perangkat lunak komersial yang dijual layaknya solusi perusahaan lain. Pakistan, Myanmar, Kazakhstan, dan Ethiopia disebut telah mengadopsi sistem ini melalui kerangka Belt and Road Initiative.

Kekhawatiran global

GoLaxy beroperasi di ranah manajemen persepsi, membawa propaganda PKC ke era kecerdasan buatan. Sistemnya mengolah data media sosial, memetakan hubungan antar-influencer dan aktor politik, lalu menghasilkan konten untuk kampanye terorkestrasi.

Dokumen bocoran mencakup pitch deck, target penjualan, hingga keluhan internal, menggambarkan perpaduan antara pemasaran dan manipulasi.

Alat GoLaxy dirancang bukan hanya untuk menyebarkan pesan, melainkan memengaruhi opini publik, menekan perbedaan pendapat, dan memperkuat narasi pro-PKC lintas negara.

Teknologi ini dapat mensimulasikan dukungan akar rumput, mendiskreditkan pengkritik, serta membanjiri ruang digital dengan disinformasi. Mesin propaganda PKC telah berevolusi dari slogan dan poster menjadi bot dan dashboard.

Ekspor model represi ini menimbulkan kekhawatiran global.

Negara-negara dengan gejolak internal atau rezim otoriter, mulai dari Iran hingga sejumlah negara Afrika, semakin mengandalkan perusahaan China untuk infrastruktur pengawasan dan propaganda. PKC tidak hanya menyempurnakan otoritarianisme digital di dalam negeri, tetapi juga mengemasnya untuk pasar luar negeri.

Strategi ekspor ini bagian dari ambisi geopolitik. Dengan menanamkan teknologi ke sistem pemerintahan negara lain, PKC memperluas jangkauan ideologis sekaligus menciptakan ketergantungan yang melemahkan norma demokrasi. Pengawasan menjadi "kuda Troya" bagi pengaruh, sementara propaganda menjadi tuas penyesuaian strategis.

Kebijakan PKC menciptakan insentif yang menyimpang: perusahaan dihargai bukan hanya karena keunggulan teknis, tetapi juga kepatuhan ideologis. Hubungan akademis, loyalitas pada partai, dan manfaat politik menjadi tolok ukur kontrak. Inovasi diukur dari kemampuan produk menekan kritik atau memperkuat narasi negara.

Ekosistem pengawasan

Kondisi ini menciptakan lingkaran umpan balik berbahaya. Saat perusahaan bersaing membangun alat kontrol lebih canggih, PKC memperoleh sarana represi yang makin mutakhir. Ketika alat tersebut terbukti laku di pasar, mereka menarik investasi, berkembang pesat, dan makin sulit ditangkal.

Kompleks industri-pengawasan China menjadi ancaman multidimensi bagi demokrasi. Model ini modular, dapat diperluas, dan layak secara komersial serta mampu beradaptasi cepat dan berevolusi. Perpaduan kontrol negara dan swasta mengaburkan batas publik-pribadi, domestik-asing, serta keamanan-perdagangan.

Menghadapi hal ini, demokrasi perlu langkah strategis: diversifikasi rantai pasok untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi China, memperkuat ketahanan digital terhadap disinformasi, mendukung alternatif open-source, dan mendorong koordinasi multilateral untuk mengungkap serta mengatur ekspor otoritarianisme.

Tanpa respons proaktif, pengaruh model otoritarianisme teknologi China akan terus meluas, mengancam kedaulatan masyarakat terbuka.

PKC kini mengubah pendekatan pengendalian menjadi bagian dari ekosistem yang juga bersifat komersial. Pengawasan tidak lagi semata urusan negara, tetapi berkembang menjadi layanan yang dapat diadopsi lebih luas.

Propaganda pun berevolusi, bukan sekadar siaran tunggal, melainkan kampanye berbasis data.

Dalam konteks ini, praktik otoritarianisme tidak berhenti pada ranah domestik, melainkan berpotensi menjadi model yang ditransmisikan ke tingkat global.

 

(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER