Italia Tinggal Tunggu Waktu Akui Negara Palestina
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan negaranya hanya tinggal menunggu waktu untuk mengakui negara Palestina.
Dalam pernyataan kepada wartawan di sela-sela KTT Perdamaian Gaza, Meloni berujar prospek Italia untuk mengakui kemerdekaan Palestina semakin dekat menyusul kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Jelas, jika rencana itu terlaksana, pengakuan Italia atas Palestina tentu semakin dekat," ujar Meloni di Mesir, Senin (13/10), seperti dikutip kantor berita ANSA.
Meloni menekankan Italia akan mendukung pembentukan negara Palestina sambil terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza.
Ia pun menegaskan bahwa negaranya siap mengirim pasukan Carabinieri jika diminta oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Italia siap menjalankan bagian kami. Ini kesempatan yang luar biasa. Ini hari bersejarah. Saya bangga Italia ada di sini," ucapnya, seperti dikutip Anadolu Agency.
Pada kesempatan itu, Meloni juga menyanjung Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah sukses menelurkan perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Ia pun berharap apa yang dilakukan Trump di Gaza dapat terjadi pula di Ukraina.
"Kami mendoakan agar ia meraih lebih banyak (keberhasilan), dimulai dari Ukraina," tuturnya.
Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata sesuai dengan proposal damai yang ia susun pada 29 September.
Israel dan Hamas saat ini menjalankan fase pertama gencatan, yang meliputi pertukaran sandera serta penarikan pasukan Israel secara bertahap. Seluruh sandera dari kedua belah pihak kini telah dibebaskan.
Fase kedua nantinya akan mencakup pembentukan pemerintahan baru Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina serta negara-negara Arab-Muslim, hingga pelucutan senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, agresi brutal Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 67.800 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan. Serangan Israel telah mengakibatkan rakyat Gaza dilanda bencana kelaparan serta meluluhlantakkan nyaris seluruh bangunan di Gaza hingga tak lagi layak untuk dihuni.
(blq/dna)