Tujuh negara Arab dan negara mayoritas Muslim tak ikut konferensi tingkat tinggi (KTT) Perdamaian Gaza yang berlangsung di Sharm El Sheikh, Mesir pada Senin (13/10).
Dalam KTT tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Raja Yordania Abdullah II hingga Presiden Indonesia Prabowo Subianto ikut hadir.
Negara lainnya yakni Oman, Bahrain, Kuwait, Irak, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Pakistan, Uni Emirat Arab, Azerbaijan, Italia, Jerman, dan Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menghadiri KTT tersebut untuk menyaksikan penandatangan kesepakatan gencatan senjata fase pertama antara Israel dan Hamas.
Kesepakatan itu menuai banyak pujian tapi juga panen kritik dari para pakar. Mereka menilai kesepakatan tersebut hanya menguntungkan Israel dan meminggirkan warga Palestina, pihak yang paling terdampak, akibat agresi brutal pasukan Zionis.
Meski banyak pujian pula, ada sejumlah negara Arab dan Muslim yang tak ikut KTT Perdamaian Gaza di Mesir. Negara mana saja?
Perdana Menteri Anwar Ibrahim buka suara soal Malaysia tak gabung dalam KTT Perdamaian Gaza di Mesir. Anwar mengatakan Malaysia memberikan dukungan bersyarat terhadap proposal gencatan senjata Gaza yang diusulkan Trump itu.
"Malaysia tak diikutsertakan karena kami menyatakan dukungan dengan beberapa keberatan," kata Anwar, dikutip Teh Star.
"Hal ini bergantung ke resolusi komprehensif untuk memulangkan warga Palestina yang diusir secara paksa," imbuhnya.
Keberatan itu juga mencakup syarat pendirian negara Palestina, hak rakyat Palestina menentukan nasib sendiri, dan penyelesaian kekerasan yang berlanjut di Tepi Barat.
Negara Asia Tenggara lain yang mayoritas Muslim, Brunei Darussalam, tak ditemukan dalam daftar yang bakal hadir di KTT Perdamaian Gaza.
Pejabat Amerika Serikat sebelumnya mengatakan mereka mengundang sejumlah negara di Asia, tetapi tak memberi rincian siapa saja negara yang diundang.
Afghanistan juga tak masuk dalam daftar yang menyatakan hadir. Negara yang kini dikuasai Taliban itu sibuk dengan urusan internalnya seperti keamanan hingga upaya meminggirkan perempuan.
Taliban menuai banyak kecaman karena kebijakan mereka yang konservatif, membatasi ruang gerak perempuan, dan melanggar janjinya untuk menjalankan sistem pemerintahan yang moderat.
Salah satu sumber Iran mengatakan perwakilan pemerintahan tersebut tak akan hadir di pertemuan KTT itu meski mendapat undangan dari AS.
"Iran tak akan berpartisipasi dalam KTT Sharm El Sheikh meski secara resmi diundang dalam untuk mengambil peran dalam proses tersebut," kata sumber itu pada Minggu (12/10), dikutip Middle East Monitor.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memastikan Iran tak hadir dalam forum tersebut.
"Baik itu Presiden [Masoud] Pezeshkian atau saya tak bisa berinteraksi dengan pihak-pihak yang menyerang warga Iran dan terus mengancam dan menjatuhkan sanksi kepada kami," kata Araghchi.
Dari berbagai laporan, Yaman tak masuk pihak yang diundang Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Sebelum pertemuan itu digelar, pejabat senior Houthi mewanti-wanti jika Israel melanggar perjanjian tersebut.
"Jika Israel melanjutkan agresi dan pengepungan di Gaza, kami akan melanjutkan operasi militer kami dengan intensitas dan cakupan yang lebih besar untuk menekan dan memaksa mereka mengakhiri kejahatan serta agresinya," kata dia, dikutip Qodsna.
Lebanon juga tak masuk dalam daftar yang hadir dalam KTT tersebut. Negara ini sempat menjadi sorotan di tengah agresi Israel ke Palestina.
Milisi Hizbullah di Lebanon turut menggempur Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dan untuk mendesak Negeri Zionis mengakhiri agresi.
Selain Lebanon, Suriah tak masuk daftar yang menyatakan bakal hadir di konferensi tingkat tinggi itu. Dari berbagai laporan pemberitaan juga tak ditemukan apakah AS mengundang Suriah atau tidak.
Suriah saat ini sedang dalam proses rekonstruksi usai milisi yang dipimpin Ahmed Al Shara berhasil menggulingkan rezim Bashar Al Assad.
Negara tersebut juga sempat saling serang dengan Israel terutama di sekitar wilayah Dataran Golan.