Amerika Serikat telah memulai pembicaraan dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk membentuk pasukan internasional yang akan dikerahkan ke Jalur Gaza Palestina.
Pasukan multi-negara ini dibentuk dan dikerahkan ke Gaza guna menstabilkan keamanan di wilayah yang telah hancur imbas agresi brutal Israel selama dua tahun terakhir.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Hamas Eksekusi Mata-mata Israel sampai Pakistan-Afghanistan 'Perang' |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua penasihat senior Presiden Donald Trump melaporkan ketegangan masih tinggi di Gaza antara pasukan Israel dan milisi Hamas.
"Saat ini, yang ingin kami capai adalah stabilisasi dasar dari situasi yang ada. Pasukan stabilisasi internasional mulai dibentuk," ujar salah satu penasihat tersebut seperti dikutip Reuters pada Rabu (15/10).
Penasihat Trump yang berbicara dengan syarat anonim ini menuturkan AS sedang berkomunikasi dengan sejumlah negara terkait kemungkinan kontribusi mereka dalam pasukan tersebut, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, dan Azerbaijan.
Pembentukan pasukan internasional ini memang menjadi salah satu poin utama dalam 20 poin proposal gencatan senjata usulan Trump yang telah disepakati Israel dan Hamas, menandai perjanjian gencatan senjata di Gaza.
AS telah menyetujui untuk menyediakan hingga 200 personel militer guna mendukung pasukan tersebut, tanpa menempatkan mereka secara langsung di wilayah Gaza.
Keduanya menyebutkan bahwa terdapat sekitar dua lusin personel AS di kawasan tersebut untuk membantu mempersiapkan operasi, dengan peran dalam "koordinasi dan pengawasan."
"Tujuannya adalah memanfaatkan seluruh mitra lokal yang ingin membantu dan berpartisipasi," ujar penasihat itu.
Setelah Hamas mengeksekusi tujuh pria di Gaza City yang dituduh berkolaborasi dengan Israel, para penasihat mengatakan sedang dilakukan pembahasan untuk membentuk zona aman bagi warga sipil guna mencegah insiden serupa.
Penasihat Trump lainnya juga menegaskan bahwa tidak ada warga Gaza yang akan dipaksa meninggalkan wilayah Palestina yang hancur akibat perang tersebut.
Para pejabat kini tengah mempertimbangkan pembangunan kembali di area yang sudah bebas dari militan Hamas.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto sendiri menegaskan bahwa RI selalu ikut berpartisipasi dalam mendukung proses damai di Gaza.
"Kita terus-menerus mendukung kemerdekaan Palestina, rakyat Palestina. Dan Alhamdulillah ya kita bisa berbuat, Indonesia selama ini aktif. Kita kirim bantuan, kita kirim kapal, kita kirim Hercules berkali-kali," ujar Prabowo.
"Saya kira rakyat Palestina dan rakyat Timur Tengah melihat bagaimana komitmen Indonesia. Kita juga kirim bantuan pangan cukup besar. Ribuan ton beras kita kirim. Dan kita terus committed untuk mendukung ini," lanjutnya.
Prabowo pun kembali menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza. Ia berujar RI siap apabila diminta untuk menerjunkan pasukan.
"Kalau diminta pasukan penjaga perdamaian, pasukan peacekeeping, Indonesia siap. Itu sudah saya tegaskan. Kita sekarang akan bicara detailnya. Ini masih rumit, tidak gampang. Tapi kita mulai kerja," paparnya menambahkan.
Prabowo juga telah memeintahkan TNI mempersiapkan pasukan perdamaian untuk bertugas di Gaza. Perintah ini disampaikan langsung Prabiwi kepada kepada Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita dalam sesi rapat terbatas (ratas) di kediaman pribadi Presiden, Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (12/10) malam.
"Kalau memang terjadi kesepakatan yang konstruktif, tidak menutup kemungkinan arahnya akan ke sana (pengiriman pasukan, red). Bapak Presiden juga menyampaikan hal tersebut bahwa kalau memang kemudian tercapai kesepakatan ke arah yang baik, dalam artian terjadi perdamaian, dan kemudian salah satu konsekuensinya adalah kita, Indonesia, diminta untuk ikut serta membantu mengirimkan pasukan perdamaian. Alhamdulillah, yang hadir Wakil Panglima TNI untuk juga mulai mempersiapkan diri," kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi saat ditemui selepas rapat.
(rds)