Jutaan Pedemo 'No Kings' Turun ke Jalan sampai Diolok Trump, Apa Itu?

CNN Indonesia
Senin, 20 Okt 2025 12:05 WIB
Jutaan warga AS turun ke jalan selama akhir pekan lalu bergabung dalam demo 'No Kings', memprotes kepemimpinan Presiden Donald Trump yang dicap semakin otoriter. (Foto: REUTERS/Mike Blake)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jutaan warga Amerika Serikat turun ke jalan di 50 negara bagian selama akhir pekan lalu, memprotes kepemimpinan Presiden Donald Trump yang dianggap semakin otoriter.

Demonstrasi ini bertajuk "No Kings", apa itu?

Penyelenggara memperkirakan jutaan orang ikut serta dalam demonstrasi "No Kings" yang tersebar di 2.600 kota-kota di seluruh Amerika.

Jutaan demonstran ini berdemo memprotes kepemimpinan Trump yang dinilai telah mengubah wajah pemerintah AS menjadi lebih "otoriter" dan mengguncang norma-norma demokrasi 

Secara umum, demonstrasi berlangsung dalam suasana meriah. Banyak peserta membawa karakter balon raksasa dan mengenakan pakaian berwarna merah, putih, dan biru. Massa yang hadir berasal dari berbagai kalangan, termasuk para orang tua yang mendorong kereta bayi hingga membawa hewan peliharaan.

Tak sedikit juga warga lanjut usia ikut turun ke jalan mendukung gerakan ini. Sejauh ini, hampir tidak ada laporan mengenai tindakan anarkis yang terjadi selama demonstrasi berlangsung.

"Tidak ada yang lebih Amerika selain menyatakan 'Kami tidak memiliki raja' dan menggunakan hak kami untuk berdemonstrasi secara damai," ujar Leah Greenberg, salah satu pendiri Indivisible organisasi progresif yang menjadi penggagas utama aksi tersebut.

Ribuan demonstran memadati Times Square di New York City, di mana kepolisian melaporkan tidak ada satu pun penangkapan terkait aksi protes, meski lebih dari 100.000 orang turun ke jalan di lima wilayah kota tersebut.

Aksi serupa juga terjadi di Boston, Philadelphia, Atlanta, Denver, Chicago, dan Seattle, dengan jumlah peserta mencapai ribuan hingga puluhan ribu orang.

Di wilayah Pantai Barat, puluhan aksi serupa digelar di sekitar Los Angeles, termasuk di lokasi utama di pusat kota.

Di Seattle, massa memenuhi rute pawai sepanjang lebih dari satu kilometer dari pusat kota hingga kawasan Seattle Center di sekitar menara ikonik Space Needle. Sementara di San Diego, polisi melaporkan lebih dari 25.000 orang berunjuk rasa secara damai.

Aksi protes tersebut mencerminkan meningkatnya kegelisahan di kalangan warga Amerika, terutama dari kubu progresif, terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Trump.

Sebab, selama kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, berbagai kebijakan Trump dinilai sangat agresif terutama terhadap kaum rentan seperti imigran, kelompok minoritas, termasuk musuh politiknya. Mulai dari penuntutan hukum terhadap lawan politiknya, kebijakan imigrasi yang semakin keras, hingga pengerahan pasukan Garda Nasional ke berbagai kota di AS dengan dalih memerangi kejahatan dan melindungi petugas imigrasi.

Meski berlangsung ramai, aksi-aksi tersebut berjalan tertib, dengan aparat keamanan menjaga jarak dan tidak menonjolkan kehadiran mereka.

Di Washington, para demonstran memenuhi jalan menuju Gedung Capitol AS sambil meneriakkan slogan, membawa poster, bendera, dan balon. Banyak peserta yang turut membawa hewan peliharaan hingga tampil santai dengan kostum bertema karnaval.

Salah satu peserta, Aliston Elliot, mengenakan hiasan kepala berbentuk Patung Liberty dan membawa poster bertuliskan "No Wannabe Dictators" (Tidak Ada Calon Diktator).

"Kami ingin menunjukkan dukungan bagi demokrasi dan perjuangan untuk keadilan. Saya menolak penyalahgunaan kekuasaan," ujarnya seperti dikutip Channel NewsAsia.

Di pusat kota Houston, veteran Korps Marinir AS Daniel Aboyte Gamez (30) bergabung dengan sekitar 5.000 orang di depan balai kota pada Sabtu sore. "Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan negara ini," kata Gamez, yang pernah bertugas di Irak, Afghanistan, dan Suriah.

Trump merespons demonstrasi ini dengan mengunggah video kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang terlihat lebih kepada mengolok-olok demonstran.

Video yang Trump unggah di Truth Social itu menampilkan dirinya berada di dalam jet tempur dan menjatuhkan benda menyerupai kotoran ke arah para pengunjuk rasa di Amerika Serikat.

Video berdurasi 19 detik itu juga memperlihatkan Trump mengenakan mahkota di dalam jet tempur bertuliskan "King Trump."

Dalam video itu, Trump digambarkan menjatuhkan benda mirip kotoran ke arah seseorang yang tampak seperti tokoh oposisi sayap kiri Harry Sisson, serta ke arah para pengunjuk rasa lain yang berkumpul di sebuah area yang menyerupai Times Square, New York City.

Ketua DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik, pada Jumat, menyebut aksi "No Kings" sebagai "demo kebencian terhadap Amerika."

Beberapa politisi Republik juga menuduh penyelenggara aksi memicu suasana yang dapat memperbesar risiko kekerasan politik, terutama setelah pembunuhan aktivis sayap kanan dan sekutu Trump, Charlie Kirk, pada September lalu.

(rds)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK