WHO: Kelaparan di Gaza Tak Berkurang Sejak Gencatan Senjata

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2025 04:30 WIB
Ilustrasi. WHO sebut situasi kelaparan di Gaza tak berkurang sejak gencatan senjata diberlakukan. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada penurunan kelaparan yang nyata di Gaza sejak gencatan senjata.

Bantuan yang masuk memang sedikit meningkat tapi tidak banyak mengubah situasi kelaparan di Gaza.

"Situasinya masih sangat buruk karena bantuan yang masuk tidak cukup," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Kamis (23/10) seperti dilaporkan AFP.

Selama perang, Israel berulang kali menghentikan bantuan ke Jalur Gaza. Tindakan ini, menurut PBB, menimbulkan kelaparan di sejumlah wilayah di Palestina.

Tercatat sebanyak 411 orang meninggal akibat malnutrisi sejak awal 2025.

Sementara itu, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang ditengahi AS berlaku pada 10 Oktober 2025. Perjanjian gencatan senjata mengatur 600 truk yang masuk per hari.

Akan tetapi, Ghebreyesus berkata saat ini hanya 200-300 truk yang masuk setiap hari. Dia menambahkan truk yang masuk bersifat komersial. Padahal banyak orang tidak punya sumber daya untuk membeli barang.

"Hal itu mengurangi jumlah penerima manfaat," imbuhnya.

Masih ada beberapa wilayah yang mengalami kelaparan. Kelompok-kelompok bantuan termasuk Oxfam, menyebut pengiriman bantuan ke Gaza menghadapi kendala besar.

Banyak LSM internasional masih dibatasi untuk mendapatkan pasokan. Di sisi lain, barang-barang komersial yang masuk tidak memenuhi kebutuhan gizi lapangan.

Bahaa Zaqout, direktur hubungan eksternal di LSM Palestina PARC, memberikan contoh, biskuit, cokelat, dan soda diizinkan masuk dengan truk komersial. Namun barang-barang seperti biji-bijian dan zaitun dibatasi masuk.

Dia menambahkan beberapa buah dan sayuran telah masuk tapi harganya masih tinggi dan tidak terjangkau kebanyakan orang.

"Sayangnya, barang-barang ini tidak memenuhi nilai gizi minimum yang dibutuhkan untuk anak-anak, perempuan, dan kelompok yang paling rentan," kata Zaqout mengutip dari Al Jazeera.

(els/els)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK