Dua tahun agresi brutal Israel di Jalur Gaza telah menghancurkan 13 perpustakaan dan memusnahkan ribuan buku, yang berisi manuskrip bahkan sejarah Gaza sejak ribuan tahun.
Profesor madya dan pustakawan di Universitas Illinois Urbana-Champaign, Laila Hussein Moustafa, dalam tulisannya di LA Times menyebut pemusnahan buku Palestina bukan sekali ini saja. Namun sudah terjadi sejak tahun 1948 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1948 selama Nakba, 30 ribu buku dan manuskrip dijarah di rumah-rumah warga Palestina. Pada 1982 selama invasi Israel ke Lebanon, Israel menjarah dan menyita perpustakaan dan arsip Organisasi Pembebasan Palestina.
Perpustakaan dan arsip tersebut dirusak selama Intifada Kedua, dan telah berulang kali menjadi sasaran di Gaza. Mahkamah Pidana Internasional pun telah mengakui bahwa penghancuran warisan budaya yang disengaja telah diakui sebagai kejahatan perang.
Ketika perpustakaan diserang, dampaknya lebih dari sekadar penghancuran buku yang mengerikan. Perpustakaan adalah gudang budaya. Perpustakaan menyimpan memori kolektif, melestarikan warisan budaya, memamerkan perkembangan masyarakat, dan memberi individu kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Perpustakaan telah sengaja menjadi sasaran konflik selama beberapa dekade. Misalnya di Sarajevo pada tahun 1992, pasukan Serbia Bosnia dengan sengaja menyerang dan menghancurkan Perpustakaan Nasional dan Universitas Bosnia dan Herzegovina.
Perpustakaan Nasional Baghdad dijarah pada tahun 2003 sementara pasukan AS hanya berdiam diri. Nazi secara sistematis menargetkan perpustakaan dan situs warisan budaya di seluruh Eropa. Banyak dari perpustakaan tersebut masih berusaha mengganti atau menemukan kembali materi yang hilang.
Kini, implikasi dari perusakan perpustakaan dan warisan budaya jauh lebih luas daripada sebelumnya.
Perusakan perpustakaan tidak hanya menciptakan hilangnya pengetahuan berharga yang menyedihkan, tetapi juga menciptakan kekosongan dalam data yang menjadi dasar model kecerdasan buatan.
Adapun beberapa perpustakaan di Gaza yang hancur imbas agresi Israel antara lain Perpustakaan Universitas Gaza, Perpustakaan Anak-anak dalam Krisis IBBY, Perpustakaan Diana Tamari Sabbagh, dan Perpustakaan Universitas Al-Israa dan Museum Nasional.