Dalam sejarah pemerintahan Jepang, ada tujuh Perdana Menteri yang tewas karena dibunuh.
Terbaru, eks PM Shinzo Abe tewas ditembak saat sedang berkampanye di Kota Nara. Sejauh ini penyelidikan mengungkap pembunuhannya dilatarbelakangi dendam karena kedekatan Abe dengan gereja unifikasi di Korea Selatan dan Jepang.
Jauh sebelumnya pada tahun 1920-an, eks PM Osachia juga tewas karena ditembak, lantaran meratifikasi Perjanjian Angkatan Laut London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deret eks PM Jepang yang tewas karena dibunuh, seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Pangeran (Koshaku) Itō Hirobumi adalah perdana menteri pertama Jepang.
Dia dikenal sebagai negarawan tua (genro) dan PM Jepang empat periode (1885-1888, 1892-1896, 1898, 1900-1901), yang memainkan peran penting dalam membangun Jepang modern. Dia membantu menyusun Konstitusi Meiji (1889),
Dikutip dari Britannica, pada tahun 1905, setelah Perang Rusia-Jepang, Itō dikirim ke Korea untuk menegosiasikan perjanjian yang mengubah Korea menjadi protektorat Jepang.
Empat tahun kemudian pada Oktober 1909, dia ditembak di Harbin di China Utara oleh An Chung-gŭn, seorang anggota gerakan kemerdekaan Korea.
Kata-kata terakhirnya ketika diberitahu bahwa dia adalah korban pembunuhan politik adalah, "Baka na yatsu ja!" ("Dia bodoh!").
Hara Takashi adalah seorang politikus yang menjadi perdana menteri Jepang dari tahun 1918 hingga 1921, yang mendirikan partai politik sebagai lembaga politik fundamental di Jepang.
Salah satu kebijakannya yang terkenal adalah menurunkan persyaratan kepemilikan properti untuk pemungutan suara, sehingga memperluas cakupan pemilih hingga mencakup para pemilik tanah kecil yang di antaranya terdapat kekuatan partai terbesar di Jepang, Seiyūkai.
Namun, ia menolak menggunakan mayoritas absolut yang dikuasai Seiyūkai di majelis rendah untuk menerapkan hak pilih universal bagi laki-laki di Jepang.
Hara juga berupaya mengurangi kekuatan militer, dan ia menentang penggunaan tentara Jepang di Siberia. Pada tahun 1921, ia dibunuh oleh seorang pemuda fanatik sayap kanan.
Osachia dalah PM Jepang pada masa periode 1929 - 1930. Dia tewas ditembak pada 14 November 1930 oleh ultranasionalis bernama Tomeo Sagoya di Tokyo.
Meskipun Hamaguchi selamat dari serangan awal, namun luka-lukanya menyebabkan infeksi hingga nyawanya tak tertolong dan meninggal pada 26 Agustus 1931.
Pelaku penembakan sangat marah karena Hamaguchi meratifikasi Perjanjian Angkatan Laut London, yang dianggapnya melanggar "hak komando tertinggi" militer.
Dia dikenal sebagai PM dengan julukan "Bapak Pemerintahan Konstitusional". Masa jabatannya sebagai perdana menteri berakhir pada 15 Mei 1932, ketika ia dibunuh oleh perwira angkatan laut muda dalam peristiwa yang dikenal sebagai Insiden 15 Mei.
Berasal dari keluarga samurai, Inukai memulai kariernya sebagai reporter. Ia menjadi menteri pendidikan pada tahun 1898 dan kemudian mendirikan partai politik baru Partai Nasional Konstitusional (Rikken Kokumintō).
Pembunuhannya menandai akhir dari kabinet partai politik di Jepang hingga Perang Dunia II.
Lanjut ke sebelah...