Penguasa Yaman Houthi membebaskan model dan aktris Entisar Al Hammadi yang dipenjara lima tahun dengan tuduhan perbuatan tak senonoh dan kepemilikan narkoba.
Kuasa hukum Al Hammadi, Khalid Al Kamal, mengatakan model itu dibebaskan pada Sabtu (25/10) setelah mendekam di Pusat Penjara, Sanaa.
"Entisar Al Hammadi dibebaskan kemarin malam dan saat ini sedang berada di rumahnya," kata Al Kamal, dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengatakan selama berada di sel, Al Hammadi mengalami serangkaian ketidakadilan dan kesehatannya memburuk.
Al Kamal mengatakan model itu menghadapi diskriminasi hingga disebut pelacur dan budak karena kulitnya yang gelap.
Pembebasan itu disambut masyarakat salah satunya dalam bentuk pernyataan yang ditandatangani puluhan tokoh publik di Yaman.
Setelah pembebasan itu, mereka meminta Houthi memberikan akses dan layanan kesehatan untuk Al Hammadi, demikian dikutip New Arab.
Al Hammadi ditangkap bersama tiga perempuan lain pada Februari 2021. Pengadilan yang dijalankan Houthi kemudian memvonis perempuan itu dan Yousra al Nashri lima tahun penjara karena tindakan buruk dan kepemilikan narkoba.
Sementara itu, dua perempuan lainnya menerima hukuman penjara masing-masing satu dan tiga tahun.
Amnesty Internasional mengatakan selama penangkapan, Hammadi menghadapi interogasi dengan mata tertutup, mengalami kekerasan verbal, hingga jadi objek serangan rasis.
"Dan dipaksa mengakui beberapa tuduhan termasuk penggunaan narkoba dan prostitusi," demikian pernyataan Amnesty.
Human RIghts Watch juga mengkritik vonis tersebut karena sewenang-wenang dan tak mematuhi proses hukum.
Al Hammadi bekerja sebagai model selama bertahun-tahun dan melakoni akting untuk series Yaman pada 2020. Sebelum dipenjara, dia adalah tulang punggung bagi empat anggota keluarganya.
Houthi menguasai Sanaa dan sebagian wilayah utara Yaman sejak 2014. Mereka kemudian menggulingkan pemerintahan sah dan sejak saat itu negara ini dilanda perang saudara.
Koalisi pimpinan Arab Saudi yang mencakup Uni Emirat Arab lalu terlibat perang Yaman di tahun berikutnya dengan tujuan memulihkan pemerintahan. Namun, mereka akhirnya sepakat untuk tak saling serang.
Sejak Yaman dikuasai Houthi, pergerakan perempuan sangat terbatas. Mereka melarang perempuan bepergian tanpa izin wali laki-laki atau kerabat langsung.
(isa/dna)