Trump Kasih Lampu Hijau Korsel Bangun Kapal Selam Nuklir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membolehkan Korea Selatan membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengatakan dirinya telah memberi persetujuan untuk Seoul membangun kapal selam bertenaga nuklir di Philadelphia, AS.
"Saya sudah memberi mereka persetujuan untuk membangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir, alih-alih Kapal Selam bertenaga diesel yang kuno dan amat kurang lincah seperti yang mereka miliki sekarang," kata Trump di media sosialnya, Kamis (30/10).
"Korea Selatan akan membangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir di Galangan Kapal Philadelphia, tepat di sini, di Amerika Serikat. Produksi kapal di Negara kita akan segera mengalami COMEBACK YANG BESAR," tulis Trump di unggahan terpisah, seperti dikutip AFP.
Pernyataan Trump ini dilontarkan sehari setelah AS dan Korsel mencapai kesepakatan dagang yang besar. Trump pada Rabu (29/10) tiba di Korsel untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC).
Trump langsung bertemu dengan Presiden Lee Jae Myung setibanya di Gyeongju, lokasi APEC.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Alasan PM Jepang Dikecam sampai Ranking Negara Taat Hukum RI Turun |
Menurut ajudan Lee Jae Myung, kedua pemimpin mencapai kesepakatan yang luas yang mencakup investasi dan pembangunan kapal.
Dalam pertemuan dengan Trump, Lee Jae Myung memang sempat meminta agar Trump mengizinkan Korsel menerima bahan bakar untuk kapal selam bertenaga nuklir.
"Kami tidak mengusulkan untuk membangun kapal selam yang dipersenjatai nuklir, sebaliknya (kami ingin kapal selam bertenaga nuklir karena) kapal selam diesel memiliki daya tahan rendam yang lebih rendah, yang membatasi kemampuan kami untuk melacak kapal selam Korea Utara atau China," kata Lee Jae Myung.
Korea Selatan hingga kini masih terlibat ketegangan dengan Korea Utara. Beberapa jam sebelum Trump mendarat di Korsel, Korut bahkan meluncurkan rudal jelajah di Laut Kuning.
Usai menjabat, Lee sudah melakukan sejumlah pendekatan untuk rujuk dengan Korut. Namun, Pyongyang menolak pendekatan Lee dan bersikeras bahwa kedua negara akan selalu menjadi musuh.
Bersamaan dengan itu, Korut mempererat hubungannya dengan Rusia, baik di bidang ekonomi maupun militer.
Trump sempat dikabarkan ingin bertemu Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un dalam kunjungannya ke Korsel pekan ini. Namun, pada Rabu, ia mengaku tak bisa mengadakan pertemuan dengan Kim.
(blq/rds)