Kaum Yahudi yang kini bermukim di New York, bahkan AS, hampir semuanya merupakan pendatang dari negara-negara Eropa seperti Rusia, Jerman, Polandia, Austria-Hongaria.
Dalam situs nationalhumanitiescentre, dituliskan, abad ke-20 menyaksikan kemunculan komunitas Yahudi Amerika di kancah Yahudi dunia. Di awal abad ini, Amerika Serikat, dengan sekitar satu juta orang Yahudi, merupakan pusat populasi Yahudi terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Austria-Hongaria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar setengah dari populasi Yahudi di negara itu tinggal di Kota New York saja, menjadikannya komunitas Yahudi terpadat di dunia, lebih dari dua kali lipat populasi pesaing terdekatnya, Warsawa, Polandia. Sebaliknya, hanya setengah abad sebelumnya, Amerika Serikat hanya dihuni oleh 50.000 orang Yahudi, sementara populasi Yahudi di New York mencapai sekitar 16.000 jiwa.
Imigrasi menjadi pendorong utama di balik ledakan populasi Yahudi Amerika yang luar biasa ini. Pada tahun 1900, lebih dari 40 persen orang Yahudi Amerika adalah pendatang baru, dengan masa tinggal sepuluh tahun atau kurang di negara tersebut, dan gelombang imigrasi terbesar masih menanti.
Antara tahun 1900 dan 1924, ada 1,75 juta orang Yahudi lainnya berimigrasi ke pesisir Amerika, sebagian besar dari Eropa Timur.
Sebelum tahun 1900, jumlah orang Yahudi Amerika tidak pernah mencapai 1 persen dari total populasi Amerika, tetapi pada tahun 1930 jumlah orang Yahudi mencapai sekitar 3,5 persen. Saat itu, jumlah orang Yahudi di Amerika lebih banyak daripada jumlah umat Episkopal atau Presbiterian.
Setelah perang dunia II, terjadi lonjakan yang lebih banyak lagi ke negeri paman sam ini. Saat ini sekitar 20 persen orang Yahudi New York mengidentifikasi diri dengan gerakan Reformasi, 19 persen mengatakan bahwa mereka Ortodoks, 15 persen menganggap diri mereka sebagai orang Yahudi Konservatif, dan 47 persen tidak mengidentifikasi diri dengan denominasi agama Yahudi mana pun.
Zohran Mamdani didukung oleh kaum Yahudi muda yang sangat menentang rasisme. Dengan mengenakan kaus berwarna biru dan kuning bertuliskan "New York Jews for Zohran", mayoritas anggota komunitas muda ini melawan berbagai stigma.
Eliza Klein sebagai koordinator sebuah organisasi umat Yahudi anti-Zionis New York, Jewish Voice for Peace Action, berharap aksi yang berlangsung di Central Park ini dapat menunjukkan bahwa dukungan terhadap Mamdani dari komunitas Yahudi tak sedikit, melainkan dukungan yang luas.
Sementara itu, direktur politik Jewish Voice for Peace Action, Beth Miller, mengecam Cuomo yang selalu menyerang Mamdani atas pandangan pro-Palestinanya selama kampanye berlangsung. Ia menilai Cuomo "menyepelekan keberagaman politik komunitas Yahudi" di New York.
(imf/bac)