Jakarta, CNN Indonesia --
Zohran Mamdani terus menarik perhatian dunia setelah namanya masuk kandidat terkuat Calon Wali Kota New York.
Namun, Zohran, imigran keturunan India muslim ini menghadapi serangan verbal dari Presiden Donald Trump yang menyebutnya "komunis gila". Bahkan kelompok Yahudi yang mendukungnya pun disebut "bodoh".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang pembenci Yahudi yang terbukti dan mengakuinya sendiri, adalah orang bodoh!!!!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, pada Selasa (4/11), mengutip Reuters.
Populasi Yahudi New York
Salah satu dukungan Zohran memang datang dari kelompok Yahudi New York, meski Zohran selama kampanye tidak pernah membawa identitas ras dan agama. Dia justeru berkampanye untuk pembenahan transportasi publik seperti kereta bawah tanah.
Kota New York adalah tempat bagi sekitar 1,9 juta kaum Yahudi AS menurut data The Jewish Cronicle 2023 dari 8,8 juta penduduk kota tersebut.
Komunitas Yahudi New York terbesar mencakup lima wilayah kota New York (Manhattan, Brooklyn, Queens, Bronx, dan Staten Island), serta daerah Nassau, Suffolk, dan Westchester.
Salah satunya lingkungan Williamsburg di Brooklyn yang dikenal dikenal sebagai pusat berkumpulnya para pemuda hipster dan rumah bagi salah satu komunitas Yahudi Hasid yang paling padat di New York.
Dalam buku baru, "A Fortress in Brooklyn: Race, Real Estate, and the Making of Hasidic Williamsburg," Nathaniel Deutsch dan Michael Casper mengungkap sejarah Williamsburg, Yahudi dan benturan komunitas Yahudi yang taat (Satmari) dengan kekuatan perdagangan dan pembangunan perkotaan (Hasidi).
Dalam buku tersebut digambarkan bagaimana gerakan Satmari dan Hasidi mewakili versi alternatif dari "Yahudi New York" - kelompok yang berasimilasi yang sudah menuju ke pinggiran kota ketika Williamsburg mulai dipenuhi oleh para pengungsi Ortodoks dari Eropa di masa Hitler berkuasa di Jerman.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Kaum Yahudi yang kini bermukim di New York, bahkan AS, hampir semuanya merupakan pendatang dari negara-negara Eropa seperti Rusia, Jerman, Polandia, Austria-Hongaria.
Dalam situs nationalhumanitiescentre, dituliskan, abad ke-20 menyaksikan kemunculan komunitas Yahudi Amerika di kancah Yahudi dunia. Di awal abad ini, Amerika Serikat, dengan sekitar satu juta orang Yahudi, merupakan pusat populasi Yahudi terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Austria-Hongaria.
Sekitar setengah dari populasi Yahudi di negara itu tinggal di Kota New York saja, menjadikannya komunitas Yahudi terpadat di dunia, lebih dari dua kali lipat populasi pesaing terdekatnya, Warsawa, Polandia. Sebaliknya, hanya setengah abad sebelumnya, Amerika Serikat hanya dihuni oleh 50.000 orang Yahudi, sementara populasi Yahudi di New York mencapai sekitar 16.000 jiwa.
Imigrasi menjadi pendorong utama di balik ledakan populasi Yahudi Amerika yang luar biasa ini. Pada tahun 1900, lebih dari 40 persen orang Yahudi Amerika adalah pendatang baru, dengan masa tinggal sepuluh tahun atau kurang di negara tersebut, dan gelombang imigrasi terbesar masih menanti.
Antara tahun 1900 dan 1924, ada 1,75 juta orang Yahudi lainnya berimigrasi ke pesisir Amerika, sebagian besar dari Eropa Timur.
Sebelum tahun 1900, jumlah orang Yahudi Amerika tidak pernah mencapai 1 persen dari total populasi Amerika, tetapi pada tahun 1930 jumlah orang Yahudi mencapai sekitar 3,5 persen. Saat itu, jumlah orang Yahudi di Amerika lebih banyak daripada jumlah umat Episkopal atau Presbiterian.
Setelah perang dunia II, terjadi lonjakan yang lebih banyak lagi ke negeri paman sam ini. Saat ini sekitar 20 persen orang Yahudi New York mengidentifikasi diri dengan gerakan Reformasi, 19 persen mengatakan bahwa mereka Ortodoks, 15 persen menganggap diri mereka sebagai orang Yahudi Konservatif, dan 47 persen tidak mengidentifikasi diri dengan denominasi agama Yahudi mana pun.
Yahudi muda pendukung Zohran
Zohran Mamdani didukung oleh kaum Yahudi muda yang sangat menentang rasisme. Dengan mengenakan kaus berwarna biru dan kuning bertuliskan "New York Jews for Zohran", mayoritas anggota komunitas muda ini melawan berbagai stigma.
Eliza Klein sebagai koordinator sebuah organisasi umat Yahudi anti-Zionis New York, Jewish Voice for Peace Action, berharap aksi yang berlangsung di Central Park ini dapat menunjukkan bahwa dukungan terhadap Mamdani dari komunitas Yahudi tak sedikit, melainkan dukungan yang luas.
Sementara itu, direktur politik Jewish Voice for Peace Action, Beth Miller, mengecam Cuomo yang selalu menyerang Mamdani atas pandangan pro-Palestinanya selama kampanye berlangsung. Ia menilai Cuomo "menyepelekan keberagaman politik komunitas Yahudi" di New York.