Viral Dosen Malaysia Klaim Bangsa Romawi Belajar dari Negara Jiran

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2025 13:26 WIB
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/RONEN ZVULUN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang dosen Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM), Solehah Yacoob, viral setelah mengeklaim Bangsa Romawi kuno belajar teknik membuat kapal dari Negeri Jiran.

"Hipotesis saya bersumber dari literatur Arab klasik, menyatakan bangsa Romawi mendapatkan sebagian keterampilan membuat kapal dari masyarakat Kepulauan Melayu," ujar Profesor Solehah, dalam unggahan Facebook pada 9 November, seperti dikutip The Straits Times pada Senin (10/11).

Menurutnya, pada saat itu bangsa Melayu lebih maju dalam peradaban maritim dibandingkan bangsa Eropa yang terbiasa hidup di daratan.

Pernyataan itu disampaikan dalam kuliah umum di sebuah masjid di Selangor pada 31 Desember 2022. Setelah diunggah ke YouTube pada 31 Oktober 2025 melalui kanal Nota Kuliah dengan 27.000 penonton, video itu menjadi viral.

Klaim Dosen Bahasa Arab yang menyebar di kalangan publik ini pun viral, memicu perdebatan hingga membuat banyak kemunculan lelucon dan meme di media sosialmendorong pemerintah Malaysia, lembaga akademik, dan para peneliti senior turun tangan.

Meski menuai kritik luas, Profesor Solehah, tetap mempertahankan pendapatnya.

Ia juga mencurahkan isi hatinya setelah menjadi sasaran lelucon dan kritik di media beberapa hari terakhir, namun ia menegaskan perbedaan pandangan harus dihormati baik dalam tradisi akademik maupun Islam.

Pada 10 November, peneliti Independen Sharifah Munirah Alatas menyerukan penarikan artikel ilmiah tahun 2018 di Jurnal Al-Tamaddun karena mengutip sumber dari situs berita Amerika, The Onion.

Artikel itu menyebut peradaban Yunani kuno sebagai "hasil rekayasa sejarah", dan di forum Reddit penulisnya merupakan Profesor Solehah.

Para akademis Malaysia menilai narasi pseudo-sejarah seperti ini berpotensi menyesatkan masyarakat dan merusak kredibilitas akademik negara.

Profesor Emeritus Wan Ramli Wan Daud dari Universiti Kebangsaan Malaysia juga mengkritik tidak terdapat bukti historis yang mendukung klaim itu.

Pihak IIUM menyampaikan penyesalan atas pernyataan dosen yang dinilai merusak nama baik universitas.

Meskipun mereka menegaskan pandangan itu disampaikan dalam kapasitas pribadi yang justru menuai kritik.

Asosiasi Staf Akademik IIUM menegaskan perlu menindak tegas dosen yang melanggar etika dan profesionalisme.

Sementara Menteri Pendidikan Tinggi Zambry Abdul Kadir mengimbau agar para akademisi tidak berbicara di luar bidang keahlian mereka.

Pernyataan Prof. Solehah menambah daftar panjang klaim ilmiah kontroversial di Malaysia.

Sebelumnya, pada 2024, sejarawan Prancis Serge Jardin mengkritik penelitian Universiti Putra Malaysia yang keliru mengenali kapal asal Tiongkok sebagai kapal Melayu dan menggunakan foto yang tidak sesuai.

UPM membela diri dengan menyatakan perbedaan makna merupakan hal wajar dalam perdebatan akademik.

Kasus serupa juga terjadi pada 2018 dan 2013 ketika sejarawan Zaharah Sulaiman menuai kritik atas klaimnya mengenai asal-usul gen Melayu dan dugaan "invasi selatan" oleh migran Tionghoa.

(rnp/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK