India dan Pakistan diguncang ledakan dalam dua hari terakhir hingga menewaskan total korban 25 orang.
Di India, mobil meledak di dekat Benteng Merah (Red Fort) New Delhi pada Senin (10/11) sore. Imbas kejadian ini, enam kendaraan dan tiga bajaj terbakar. Selain itu, sebanyak 13 orang tewas dan lebih dari 30 orang dilaporkan terluka dalam insiden ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keesokan harinya, ledakan terjadi di luar pengadilan Islamabad, Pakistan dan menewaskan 12 orang dan 30 lainnya terluka. Insiden ini berlangsung saat negara tersebut menggelar konferensi internasional dan acara olahraga.
Berikut fakta-fakta terkait ledakan di India dan Pakistan
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyalahkan India atas serangan bom bunuh diri yang terjadi di luar gedung pengadilan Islamabad dan di kampus di Wana.
"Kedua serangan itu merupakan contoh terburuk terorisme negara India di kawasan ini. Sudah saatnya dunia mengutuk konspirasi jahat India tersebut," kata Sharif, dikutip Al Jazeera.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengeklaim serangan tersebut didalangi dari Afghanistan, atas perintah India.
Ledakan yang terjadi di luar pengadilan Pakistan, hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari lembaga politik dan sipil utama seperti parlemen, MahkaMah Agung dan kantor presiden hingga perdana menteri.
Faksi kelompok bersenjata Taliban Pakistan (TTP), Jamaa ul Ahrah, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, TTP membantah terlibat serangan Islamabad. Pakistan mengalami serangkaian serangan dari TTP dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan ratusan pejabat sipil tewas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal membantah tuduhan Pakistan. Dia menyebut pernyataan Sharif tak berdasar.
"India dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar yang dibuat pemimpin Pakistan yang jelas-jelas mengigau," kata Jaiswal, dikutip NDTV.
Dia mengatakan tuduhan itu merupakan taktik Pakistan untuk mengalihkan perhatian publik karena perebutan kekuasaan dalam negeri sedang berlangsung.
Perdana Menteri India Narendra Modi buka suara usai ledakan mobil mematikan di jantung New Delhi yang menewaskan belasan orang.
Modi saat ini sedang melakukan kunjungan resmi di Bhutan. Dia menyebut peristiwa "mengerikan" di Delhi menyebabkan duka bagi seluruh rakyat.
"Saya menghubungi seluruh badan-badan yang sedang menyelidiki insiden ini sepanjang tadi malam. Lembaga kami akan mengungkap konspirasi ini sampai tuntas," kata Modi pada Selasa (11/11), dikutip CNN.
Dia lalu berujar, "Semua orang yang bertanggung jawab akan diadili."
Media India mengungkap foto laki-laki yang diduga sebagai pelaku ledakan mobil di ibu kota New Delhi.
Dalam laporan NDTV, potret seorang laki-laki berkacamata dengan brewok lebat disebut sosok pengemudi mobil Hyundai i20 yang meledak. Dia lalu diidentifikasi sebagai Umar Mohammad.
Mohammad merupakan laki-laki kelahiran Pulwama, wilayah Jammu dan Kashmir. Ia dokter di Al Falah Medical College Kota Faridabad, negara bagian Haryana.
Pihak berwenang menduga Mohammad merupakan rekan Dr Adeel Ahmad Rather dan Dr Mujamil Shakil yang ditangkap beberapa hari lalu.
Pakistan menetapkan "state of war" atau "dalam keadaan perang", pasca insiden bom bunuh diri yang menewaskan 12 orang di ibu kota Islamabad, Selasa (11/11).
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengatakan negaranya dalam keadaan perang dan menegaskan bahwa serangan ini harus dianggap sebagai sebuah seruan untuk bangkit atau "wake-up call".
Serangkaian ledakan itu membuat hubungan India dan Pakistan terutama karena tuduhan Islamabad, memanas.
Kedua negara itu juga sempat berkonflik pada Mei lalu. Ketika itu, India meluncurkan 24 serangan menggunakan rudal ke enam titik di Pakistan pada Rabu dini hari waktu setempat. Islamabad juga menyebut New Delhi mengerahkan 80 jet tempur.
Tak lama setelah serangan itu, Pakistan membalas dengan menembak lima jet tempur India. Mereka juga menahan sejumlah tentara India.
(isa/rds)