Menlu Wong Beber 3 Poin Detail Traktat RI-Australia yang 'Mirip' NATO

CNN Indonesia
Rabu, 12 Nov 2025 16:20 WIB
Menlu Australia Penny Wong membeberkan rincian traktat keamanan (security treaty) yang akan disepakati Jakarta-Canberra yang sekilas nampak mirip Aliansi NATO. (Foto: REUTERS/Hollie Adams)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong membeberkan rincian traktat keamanan (security treaty) yang rencananya akan disepakati antara Indonesia dan Negeri Kanguru. Traktat ini sekilas nampak mirip traktat Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Traktat keamanan dan pertahanan RI-Australia ini rencananya diteken awal tahun baru mendatang, ketika Perdana Menteri Anthony Albanese dijadwalkan berkunjung ke Jakarta. Rencana itu diumumkan Albanese sendiri saat menjamu Presiden Prabowo Subianto di kapal perang HMAS Canberra di Sydney pada Rabu (12/11).

Dalam pernyataan terpisah di situs Kementerian Luar Negeri Australia, Wong menjelaskan traktat ini akan membawa kerja sama pertahanan dan keamanan antara Jakarta dan Canberra ke tingkat baru.

"Melalui traktat ini ini kita akan membawa kerja sama kita ke tingkat baru, demi kepentingan keamanan kita sendiri dan keamanan kawasan," kata Wong dalam pernyataan resmi, Rabu.

Wong mengatakan Australia dan Indonesia sama-sama mendapat manfaat dari stabilitas dan rasa aman satu sama lain. Dia lantas membeberkan isi traktat tersebut.

Perjanjian ini akan mengikat para pihak untuk:

  1. Berkomitmen untuk berkonsultasi di tingkat Pemimpin dan Menteri secara berkala mengenai hal-hal yang memengaruhi keamanan bersama mereka dan mengembangkan kerja sama yang akan menguntungkan keamanan mereka sendiri dan keamanan kawasan;
  2. Berjanji untuk berkonsultasi satu sama lain jika terjadi tantangan yang merugikan salah satu pihak atau kepentingan keamanan bersama mereka dan, jika sesuai, mempertimbangkan tindakan yang dapat diambil baik secara individu maupun bersama-sama dan sesuai dengan proses masing-masing Pihak dan:
  3. Setuju untuk mempromosikan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas masing-masing, kegiatan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang keamanan, di area yang akan ditentukan oleh kedua Pihak.

Poin 2 detail traktat keamanan RI-Australia ini seakan mirip skema aliansi NATO di Eropa selama ini. Berdasarkan skema NATO, setiap ancaman dan serangan terhadap negara anggota dianggap serangan yang sama terhadap negara anggota lain. Karena itu, negara NATO bisa membantu melancarkan serangan bagi negara anggota yang tengah menghadapi musuh.

Dalam Piagam NATO tepatnya pada pasal 5 menyatakan serangan bersenjata terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota NATO, sehingga memicu bantuan militer dari seluruh anggota lain.

Kapan disepakati?

Wong juga menegaskan kembali bahwa traktat tersebut sebagian besar berdasarkan perjanjian keamanan yang ditandatangani Perdana Menteri Paul Keating dan Presiden Soeharto pada 1995. Traktat ini juga didasari oleh Perjanjian Lombok (Lombok Treaty) yang antara lain menegaskan kembali integritas dan kedaulatan wilayah dan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Australia-Indonesia 2024.

Perjanjian itu, lanjut Wong, akan menetapkan kepentingan bersama Indonesia-Australia dalam perdamaian dan keamanan kawasan serta komitmen kedua negara bekerja sama mendukung keamanan kawasan.

"Mengikuti proses masing-masing, para pemimpin diharapkan bisa menandatangani Perjanjian ini pada tahun baru," ujar Wong.

Meski begitu, belum jelas tanggal berapa Albanese akan berkunjung ke Jakarta dan kapan penandatangan traktat itu akan berlangsung.

(rds/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK