Afsel soal Pesawat Misterius Angkut Warga Gaza: Pembersihan Etnis!

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2025 15:24 WIB
Afrika Selatan menilai relokasi ratusan warga Jalur Gaza Palestina ke negaranya melalui penerbangan charter misterius bagian dari "agenda pembersihan etnis".
Afrika Selatan menilai relokasi ratusan warga Jalur Gaza Palestina ke negaranya melalui penerbangan charter misterius bagian dari "agenda pembersihan etnis". (Foto: AFP/PHILL MAGAKOE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Afrika Selatan menyebut pemindahan ratusan warga Jalur Gaza Palestina ke negaranya melalui penerbangan charter yang tak jelas pengurusnya merupakan bagian dari "agenda pembersihan etnis".

Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Ronald Lamola menegaskan pemindahan itu yang sebelumnya disebut penerbangan misterius adalah operasi yang sudah jelas diatur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sepertinya agenda yang lebih luas untuk membersihkan warga Palestina dari tanah Palestina ke berbagai tempat di dunia," kata dia kepada jurnalis di Johannesburg pada Senin (17/11), dikutip Al Jazeera.

Dia lalu berujar, "Kami tak ingin ada penerbangan lagi ke arah kami, karena ini jelas agenda untuk membersihkan etnis Palestina dari Gaza dan Tepi Barat."

Pekan lalu, pesawat charter yang membawa 156 warga Palestina tiba di Afrika Selatan. Mereka sempat terjebak selama 12 jam di pesawat karena persoalan administrasi.

Afrika Selatan akhirnya mengizinkan mereka keluar pesawat usai organisasi bantuan kemanusiaan Gift of the Givers menjamin akan memberi akomodasi untuk mereka. Dari ratusan orang itu, 130 di Afrika Selatan dan sisanya melanjutkan penerbangan ke negara lain.

Pada akhir Oktober, pesawat sewaan yang mengangkut 176 warga Palestina juga mendarat di Johannesburg.

Otoritas Israel melalui badan yang mengurusi urusan sipil dan wilayah Palestina (COGAT) menyatakan sebelum terbang mereka sudah mendapat izin dari negara ketiga, tanpa menyebut negara mana yang dimaksud.

Ratusan warga Palestina yang tiba tanpa dokumen di Afsel diduga diterbangkan oleh organisasi Al-Majd Europe, yang dituduh bertindak dalam koordinasi dengan otoritas Israel.

Media Israel menyebut organisasi itu dipimpin oleh seorang berkewarganegaraan ganda Israel-Estonia bernama Tomer Janar Lind. Lind disebut bekerja sama dengan sebuah unit di militer Israel yang bertugas memindahkan warga Palestina dari Gaza secara paksa untuk memfasilitasi beberapa penerbangan semacam itu.

Menurut laporan Haaretz, Lind tidak menyangkal mengatur penerbangan untuk warga Palestina, tetapi dia menolak untuk membocorkan informasi lebih lanjut.

Di media sosial, Al-Majd menyebarkan iklan yang menyatakan bahwa mereka mengoordinasikan "evakuasi dari zona konflik", dan memasang biaya cukup. Warga Palestina yang berangkat ke Afsel pekan lalu mengaku membayar sebesar US$2.000 atau sekitar Rp33 juta per orang untuk naik ke pesawat carter.

Salah satu warga Palestina yang ikut di pesawat, Loay Abu Saif, mengaku mendengar tentang Al-Majd dari iklan medsos.

Saif mengatakan dia tak tahu kapan akan meninggalkan Gaza, sampai sehari sebelumnya ketika dia mendapatkan kabar bahwa penumpang hanya boleh membawa tas kecil, telepon seluler, dan sejumlah uang tunai.

Mereka dibawa dengan bus dari Rafah di selatan Gaza ke perbatasan Karem Abu Salem (dikenal sebagai Kerem Shalom di Israel), di mana mereka diperiksa, lalu dipindahkan ke bandara Ramon di Israel, tanpa otoritas Israel membubuhkan cap pada dokumen perjalanan mereka.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER