Jepang bersiap untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di dunia, PLTN Kashiwazaki-Kariwa, yang berlokasi di Prefektur Niigata, Jepang tengah.
Rencana ini akan menandai pembukaan kembali fasilitas nuklir pertama sejak bencana Fukushima pada tahun 2011.
Menurut laporan Nikkei Asia pada Rabu (19/11), Gubernur Prefektur Niigata diperkirakan akan memberikan persetujuan untuk PLTN milik Tokyo Electric Power (Tepco) secepatnya pada hari Jumat (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini membawa fasilitas tersebut selangkah lebih dekat untuk beroperasi kembali setelah mangkrak sejak bencana nuklir 2011.
Fasilitas berkapasitas 8,2 gigawatt ini dikenal sebagai PLTN terbesar di dunia dengan tujuh reaktor. Seluruhnya telah dihentikan sejak tahun 2012, menyusul insiden kebocoran reaktor di PLTN Fukushima Daiichi akibat tsunami pada tahun 2011.
Gubernur Niigata Hideyo Hanazumi dilaporkan telah memberi tahu pejabat prefektur bahwa ia akan secara terbuka mendukung penghidupan kembali PLTN tersebut pada hari Jumat (14/11).
Ia kemudian akan berkonsultasi dengan majelis prefektur, yang memulai sesi bulanannya pada 2 Desember 2025. Jika majelis menyetujui proyek tersebut, prefektur akan memberi tahu pemerintah Tokyo bahwa prosedur lokal telah selesai.
Hanazumi pada Rabu (19/11) menyatakan akan mengumumkan keputusannya mengenai rencana reaktivasi berdasarkan informasi yang telah ia kumpulkan sejauh ini.
Pada bulan Februari lalu, laporan dari komite teknis prefektur menyebutkan bahwa tidak ada masalah keamanan yang terdeteksi terkait kepatuhan pabrik terhadap daftar periksa keselamatan yang panjang.
Saat ini, hanya satu dari tujuh reaktor, yaitu Unit Nomor 6, yang telah disiapkan untuk dihidupkan kembali. Dengan bahan bakar nuklir terpasang di dalamnya, reaktor tersebut siap untuk dihidupkan kapan saja. Jika proses restart berjalan lancar, reaktor tersebut akan mulai beroperasi pada akhir Maret 2026.
Keputusan menghidupkan kembali PLTN ini menunjukkan perubahan besar dalam kebijakan energi Jepang pasca-Fukushima.
(wiw)